TEMPO Interaktif, Balikpapan:Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan tahu dan ikan yang beredar di pasar-pasar di Balikpapan sebagian tercemar formalin atau pengawet mayat. Temuan tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium rapid test atas kedua jenis makanan ini."Samplenya positif saat dilakukan rapid test," kata Kepala DKK Balikpapan, Dyah Muryani, baru-baru ini.Dyah mengatakan, kejadian ini terjadi di salah satu katering yang menyajikan bahan makanan untuk atlet dan panitia Pekan Olahraga Nasional (PON) Kalimantan Timur Juli lalu. Dia merasa ada kejanggalan pada tahu yang lebih kenyal dari biasanya."Sebenarnya kami iseng melakukan pengecekan dan ternyata positif," ujarnya.Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, menurut Dyah langsung menelusuri penjualan formalin dari tingkat produsen hingga penjual di wilayah setempat. Kesimpulannya, katanya ada salah satu pedagang di pasar Balikpapan yang nakal dengan memakai bahan pengawet cairan formalin."Sebagian saja dari oknum pedagang," ungkapnya.Katering PON bersangkutan, kata Dyah langsung menghentikan penggunaan bahan baku jenis tahu dan ikan yang dikhawatirkan mempergunakan cairan formalin. Mereka memilih mempergunakan bahan makanan yang segar.Menjelang bulan Ramadhan September nanti, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan bersama Balai Pemeriksa Obat dan Makanan (BP POM) akan melakukan inspeksi seluruh pasar yang diduga menjual makanan yang mengandung formalin.Pemeriksaan nantinya difokuskan pada produsen tahu dan tempe di kawasan industri makanan Somber, Rapak dan Pandan Sari. Ketiganya merupakan penyuplai tahu dan tempe untuk seluruh masyarakat Balikpapan.Produsen tahu dan tempe di Balikpapan, kata Dyah, dulu memang sering mempergunakan bahan pengawet cuka Jepang yang ternyata saat diteliti adalah cairan formalin. Kandungan zat ini bila dikonsumsi secara terus menerus dipastikan berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. SG Wibisono