Kunjungi Natuna, Mahfud MD: Kedaulatan NKRI Tak Ada Tawar Menawar

Rabu, 15 Januari 2020 20:19 WIB

Kapal Coast Guard China-5202 membayangi KRI Usman Harun saat patroli mendekati kapal nelayan pukat Cina yang menangkap ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu, 11 Januari 2020. Merujuk siaran pers dari Puspen TNI, rombongan KRI tidak menangkap kapal-kapal nelayan Cina demi menjaga hubungan kedua negara. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Batam - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau hari ini. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut terkait polemik klaim Cina terhadap perairan Natuna.

Dalam kunjungan itu, Mahfud mengatakan bahwa kedaulatan NKRI tidak ada tawar-menawar. “Mari kita jaga hak berdaulat atas laut Indonesia, dan kita bukan sedang dalam perang oleh sebab itu instruksi Presiden harus kita jalankan,” kata dia, Rabu, 15 Januari 2020.

Instruksi Presiden yang dimaksud adalah meningkatkan volume patroli di laut Indonesia, melakukan koordinasi lintas kementerian atau lembaga serta meningkatkan hubungan antara pusat dan daerah mengenai pengelolaan Natuna ke depannya.

Mahfud menegaskan bahwa berdasarkan arahan presiden, Indonesia tetap menginginkan kedaulatan bangsa terjaga dan tidak dicuri oleh negara lain. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dimaksimalkan.

"Pemerintah akan menjaga rakyatnya termasuk para nelayan, pemerintah akan terus melakukan pembangunan guna mendukung kegiatan pemanfaatan sumber daya laut yang kaya di Natuna,” kata Mahfud.

Dalam kunjungan kerja ke Ranai, Natuna, Mahfud didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Wamen ATR/BPN Surya Tjandra.

Sementara itu, Pelaksana tugas Gubernur Isdianto menyambut baik rencana pemerintah pusat terus melakukan pembangunan sektor kelautan di Natuna. Apalagi pembangunan itu untuk mendukung kegiatan pemanfaatan sumber daya laut yang kaya di Natuna sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Bisa juga kita berharap pemerintah pusat menjadikan Natuna sebagai kawasan khusus wisata, kawasan khusus perikanan atau kawasan khusus pertahanan. Intinya, semua kebijakan itu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Isdianto.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

26 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya