Banyak Partai Keluhkan Penggeledahan KPK, ICW: Tolong Berkaca

Senin, 13 Januari 2020 19:08 WIB

Ilustrasi penyegelan KPK. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch mengatakan banyaknya keluhan partai politik soal penggeledahan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebenarnya punya satu sebab. Sumber masalahnya: Undang-Undang KPK baru.

"Penting untuk ditegaskan bahwa muara permasalahan atas lambatnya penanganan perkara di KPK itu ada pada UU KPK baru," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana saat dihubungi, Senin, 13 Januari 2020.

Kurnia meminta parpol yang mengeluhkan kinerja KPK saat ini untuk berkaca. Sebab, parpol itu sendiri yang membuat KPK seperti sekarang. "Jadi, bagi partai politik yang mengeluhkan kinerja KPK harusnya berkaca, mereka sendiri yang bersemangat untuk menggembosi KPK melalui revisi UU KPK."

Menurut Kurnia, lambatnya penggeledahan yang dilakukan KPK membuktikan pelemahan komisi antikorupsi benar terjadi. Presiden Joko Widodo dan angggota DPR layak untuk disalahkan atas kondisi ini.

Sebelumnya, dua partai politik mengeluhkan proses penggeledahan KPK yang lambat. Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera Pipin Sopian mengkritik keras kinerja Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) yang dianggap menghambat kerja lembaga antirasuah dalam kasus Wahyu. "Ini bukti awal bahwa revisi UU KPK telah membuat pemberantasan korupsi di Indonesia jadi birokratis dan akhirnya memble," ujar Ketua Departemen Politik DPP PKS ini melalui keterangan tertulis pada Senin, 13 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Menurut Pipin, adanya kewajiban penyidik KPK meminta izin penyadapan dan penggeledahan kepada Dewas KPK, maka proses yang dilakukan penyidik berpotensi bocor dan barang bukti bisa hilang.

Wakil Ketua Komisi Hukum DPR RI, Desmond J. Mahesa mengkritik KPK yang gembar-gembor berjanji akan menggeledah kantor DPP PDIP. "Kalau sudah diumumkan, seminggu kemudian baru digeledah, itu namanya omong kosong," kata Desmond saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 13 Januari 2020.

KPK batal menggeledah salah satu ruangan yang berada di Kantor DPP PDIP pada Kamis, 9 Januari 2020. Penyegelan dan penggeledahan gagal karena penyidik tak boleh masuk oleh satpam. KPK menyatakan para penyidik sudah mengantongi surat tugas lengkap. Sebaliknya, PDIP menyatakan petugas itu tak punya surat tugas.

Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

3 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

14 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

17 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

20 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

23 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya