Mendagri Tito Minta Partai Politik Kaji Perubahan Sistem Pilkada

Rabu, 8 Januari 2020 15:29 WIB

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengundang sekretaris jenderal dan pimpinan sembilan partai politik yang ada di DPR ke kantornya, Jakarta pada hari ini, Rabu, 8 Januari 2020. Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengundang pimpinan sembilan partai politik yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat ke kantornya pada hari ini, Rabu, 8 Januari 2020. Salah satu yang dibahas adalah terkait Pilkada.

Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan, dalam pertemuan itu Tito memaparkan ihwal gagasan penataan sistem partai politik dan pemilu.

Salah satu yang dibahas ialah perubahan sistem pemilihan kepala daerah (pilkada). "Itu dipaparkan, kemudian kami respons," kata Arsul seusai pertemuan di kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.

Arsul mengatakan perubahan sistem Pilkada ini perlu karena tingginya biaya dan korupsi politik. Dalam pertemuan tadi, kata dia, ada tiga hal yang dibahas. Pertama, Pilkada tak langsung di tingkat gubernur. Alasannya, pemerintahan provinsi dianggap sebagai kepanjangan pemerintah pusat. Rezim otonomi daerah pun berbasis di kabupaten atau kota.

Yang kedua, pilkada langsung dilakukan secara asimetris. Arsul mengatakan, ukuran asimetris ini bisa merujuk pada hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Advertising
Advertising

Adapun yang ketiga adalah keharusan bagi calon kepala daerah untuk lulus sekolah politik, misalnya yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Sekolah politik itu berisi wawasan kebangsaan, pengetahuan sistem pemerintahan, sistem politik, dan administrasi pemerintahan.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal juga mengatakan bahwa Tito mengajak partai-partai mengkaji perubahan sistem pilkada. Mustafa mengatakan dia meminta bahan kajian dari LIPI ihwal pilkada asimetris yang dipaparkan Tito untuk dibahas di internal partai.

"Beliau sebagai mantan Kapolri kan, menjiwai persoalan-persoalan pilkada di seluruh Indonesia. Beliau kan istilahnya mendapatkan residu demokrasi yang ditangani kepolisian, kasus hukum, kerusuhan yang terjadi, dampak-dampak sosial," kata Mustafa.

Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Bahtiar tak membantah atau membenarkan bahwa Tito mengajak partai-partai mengkaji perubahan sistem pilkada. Menurut dia, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia itu mengumpulkan partai-partai untuk menggalang masukan terkait sistem partai politik dan pemilu di Indonesia.

"Intinya berdialog, bersilaturahim, saling membagi pikiran, saling membagi gagasan, mungkin termasuk juga hal-hal yang terakhir ini," ujar Bahtiar secara terpisah.

Namun, Bahtiar menyampaikan gagasan agar sifat asimetris tidak hanya diterapkan dalam sistem pilkada, melainkan bangunan sistem pemerintahan daerah itu sendiri. Misalnya, struktur dinas disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik di setiap wilayah. "Kenapa tidak kita bangun yang lebih sederhana? Ngapain ada dinas kehutanan di tempat yang tak ada hutannya?" kata dia mencontohkan.

Berita terkait

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

1 jam lalu

Bamsoet Ingatkan Jaga Persaudaraan Kebangsaan Menjelang Pilkada 2024

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengingatkan kepada seluruh kader Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI - Polri (FKPPI), untuk menjaga persaudaraan kebangsaan dalam menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

6 jam lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

14 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

1 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

1 hari lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

2 hari lalu

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Wina Sukowati, menggelar silaturahmi bersama Sahabat Buruh Sragen. MInta dukungan buat Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

3 hari lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

4 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

4 hari lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

4 hari lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya