Tito Karnavian Sebut Masyarakat Papua Masih Butuh TNI/Polri

Jumat, 27 Desember 2019 14:22 WIB

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Selasa, 26 November 2019. TEMPO/Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, mengatakan penarikan personel TNI dan Polri dari Papua tidak mudah. Alasannya jika pasukan TNI Polri ditarik belum tentu keamanan di sana kondusif.

Ia menjelaskan pengiriman pasukan TNI-Polri ke Papua tidak lepas dari peristiwa penembakan 34 pekerja PT Istaka Karya oleh kelompok Egianus Kogoya pada tahun lalu.

"Jadi kalau seandainya ada permintaan penarikan pasukan, pertanyaannya ada gak yang bisa menjamin baik bupati, wakil bupati, atau ada gak yang bisa menjamin tokoh-tokoh di sana tidak akan terulang peristiwa itu," kata mantan Kepala Polri itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 27 Desember 2019.

Tito menjelaskan saat dia masih menjadi pimpinan polisi pernah bertanya ke sejumlah tokoh di Papua terkait jaminan keamanan andai pasukan ditarik. Hasilnya tidak ada yang bisa menjamin. "Artinya, kan, harus ada perlindungan di sana," ucap dia.

Menurut Tito, masyarakat Papua, baik yang pendatang maupun yang asli, merasa terancam dengan keberadaan kelompok kriminal bersenjata di sana. Ia menilai kehadiran aparat hukum diperlukan untuk melindungi warga.

Advertising
Advertising

"Jadi kalau ada permintaan penarikan pasukan, jawabannya ada gak jaminan tidak akan terulang kekerasan pada masyarakat di situ. Karena masyarakat membutuhkan perlindungan, kami datang ke sana," kata Tito.

Desakan penarikan pasukan TNI-Polri dari Papua kembali mencuat seiring pernyataan pengunduran diri Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge. Informasi yang beredar, Wentius mundur sebagai bentuk protes atas penembakan aparat terhadap warga Nduga.

Jika alasan Wentius ingin mundur sebagai bentuk protes terhadap penembakan warga Nduga, kata Tito, itu masuk kategori hukum. Tito berujar telah meminta Kapolri Jenderal Idham Azis untuk menindak anggota yang diduga melanggar hukum.

"Diproses kemudian diinvestigasi. Kalau terbukti pasti ada sanksi, kalau gak terbukti ya mungkin dianggap ada kontak tembak. Ini tergantung hasil investigasi," kata Tito Karnavian.

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

24 menit lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

3 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

7 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

10 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

18 jam lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

19 jam lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

21 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

22 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

1 hari lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya