TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Kelumpuhan masih mewarnai aktivitas kota Banda Aceh pada hari kedua aksi mogok yang digalang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Kamis (17/1). Polisi turun tangan mengemudikan bus-bus Damri karena tidak ada angkutan umum yang beroperasi. Sementara itu, di halte-halte kendaraan, terlihat para calon penumpang yang menunggu kedatangan bus Damri. Aparat keamanan terlihat berjaga-jaga di hampir semua sudut kota Banda Aceh. Mereka juga memberikan pengamanan bagi toko-toko yang buka. Begitu pula di kantor-kantor pemerintahan, tampak beberapa aparat TNI dan Polri berjaga. Sementara itu, aktivitas pendidikan di sekolah-sekolah masih belum berjalan normal. Padahal, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Syahbuddin AR, sudah menginstruksikan kepada setiap kepala sekolah agar melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. "Saya kira seruan mogok itu tidak untuk anak sekolah dan dunia pendidikan Aceh. Apa jadinya Aceh kalau orang dipaksa tidak belajar," gugat Syahbuddin. Murniati, siswa SMU Negeri 4 Banda Aceh, mengungkapkan sangat sedikit siswa yang datang ke sekolah. Akibatnya, para guru mengambil keputusan meliburkan sekolah. Pengakuan itu dibenarkan seorang guru di sekolah tersebut. "Kami tidak meliburkan. Tapi Anda lihat sendiri, hanya beberapa orang siswa yang datang. Jadi, bagaimana belajar mengajar bisa berjalan baik?" ujar guru itu kepada Tempo News Room. Beberapa perkantoran pemerintahan dan swasta menjalankan aktivitas seperti biasanya. Tapi, karyawan yang masuk sangat sedikit. Sedang toko-toko di pusat perbelanjaan juga masih tutup. Mohammad Amin, pedagang elektronik, mengaku belum berani membuka dagangan karena toko-toko yang lain masih tutup. "Sekarang masih bisa dijaga aparat keamanan. Tapi bukan mustahil resikonya datang di kemudian hari," katanya. Resiko yang dimaksud yakni penyerangan GAM terhadap dirinya dan anggota keluarga. Pasar ikan Penayong, Banda Aceh, mulai berdenyut. Beberapa pedagang tampak berjualan. Ridwan, seorang pedagang, mengaku nekad berjualan karena tidak punya pilihan lain untuk mencari uang. "Anak saya lima, dari mana saya membiayai hidup keluarga kalau tidak mencari uang. Mestinya GAM memikirkan akibat bagi masyarakat luas dengan seruan mogok tersebut," ujar Ridwan memprotes. (Yuswardi A. Suud)
Berita terkait
Eks Kapolres Cirebon Brigjen Adi Vivid Buka Suara soal Kasus Pembunuhan Vina
5 menit lalu
Eks Kapolres Cirebon Brigjen Adi Vivid Buka Suara soal Kasus Pembunuhan Vina
Saat pembunuhan Vina terjadi, Adi Vivid menjabat Kapolres Cirebon Kota berpangkat AKBP
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
27 menit lalu
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bersama para perwira tinggi Jenderal TNI siap bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.
Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.