IPW Sebut Dua Isu Ini Ganjal Pengangkatan Sigit Jadi Kabareskrim
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 24 November 2019 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch menduga ada dua isu yang mengganjal pemilihan Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri. Menurut Ketua Presidium IPW Neta S. Pane masalah pertama ialah umur Sigit yang masih relatif muda.
"Yang pertama karena dia dianggap terlalu muda," kata Neta saat dihubungi Ahad, 24 Oktober 2019.
Saat ini, Sigit menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Ia lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Menurut Neta, kalangan internal Polri juga mempermasalahkan jam terbang Sigit. Dia belum pernah menjadi Kapolda di wilayah tipe A, padahal Kabareskrim perlu Kapolda yang punya jam terbang tinggi. “Akibat tarik menarik itulah pemilihan Kabareskrim jadi molor."
Selain usia, Neta menuturkan faktor agama juga menjadi kendala Sigit untuk ditunjuk menjadi Kabareskrim. Namun, menurut dia, faktor ini seharusnya tak dipersoalkan. Sebab, jabatan Kabareskrim juga pernah dipegang oleh non-muslim. "Pada dasarnya itu rumor yang berkembang, tapi semua pernah terjadi dan tidak ada masalah," kata dia.
Posisi Kabareskrim masih kosong sejak Jenderal Idham Azis dilantik menjadi Kepala Kepolisian RI pada 1 November 2019. Ada dua nama yang digadang-gadang bakal menggantikan posisi Idham, yakni Sigit dan Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.
Menurut Neta, belakangan juga muncul dua nama lain yakni, Kapolda Bali Petrus Reinhard Golose dan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Komisaris Jenderal Dharma Pongrekun. Namun, kata dia, Sigit dan Gatot adalah dua kandidat yang paling kuat mengisi posisi Trunojoyo 3.
Menurut Neta, Sigit adalah calon kuat karena mendapatkan dukungan dari Istana dan Idham. Sedangkan kalangan internal kepolisian mendorong nama lainnya. "Akibat tarik menarik itulah pemilihan Kabareskrim jadi molor."