Revisi Buku Agama, Saran Politikus PKS: Jangan Melampaui Batas

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Sabtu, 16 November 2019 03:02 WIB

Kemenag berencana merombak 155 judul buku pelajaran agama.

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf mengatakan Kementerian Agama Republik Indonesia jangan sampai melampaui batas dalam merevisi buku-buku Pendidikan Agama Islam.

"Mumpung ada kuasa, enggak apa-apa. Tapi jangan melampaui batas. Ketika anda menggunakan kekuasaan itu justru melukai sangat dalam kepada umat Islam, maka anda tidak akan terampuni sampai di akhirat nanti," kata Bukhori di Jakarta, Jumat.

Bukhori menanggapi rencana Kementerian Agama merombak 155 judul buku pelajaran agama yang memiliki konten tentang khilafah.

Ia menyarankan agar Kementerian Agama menggelar diskusi dengan jumhur ulama terlebih dahulu agar mendapat satu penafsiran yang tidak sepihak terkait materi-materi yang akan dituliskan.

"Kalau cara revisinya dalam rangka mereduksi penafsiran sepihak lalu mengambil penafsiran mayoritas jumhur ulama, saya kira masih bisa dimengerti," kata Bukhori.

Terkait materi soal khilafah dan sejarah perjuangan Islam, Bukhori menilai itu bukan menjadi momok bagi bangsa Indonesia.

Ia menjelaskan jika konsep menghidupkan kembali negara khilafah seperti yang dulu pernah ada, memang sekarang sudah tidak relevan di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia.

"Tidak usah terlalu ketakutan begitu. Itu hanya mimpi. Buat apa kita takut dengan mimpi? Di dunia sekarang itu menurut saya sudah tidak relevan mendirikan khilafah dengan perspektif seluruh dunia harus dikuasai dan diatur sendiri, mustahil," kata Bukhori.

Ia menjelaskan kalau nilai khilafah yang benar justru terwujud dalam cita-cita luhur pendiri bangsa yang ada pada alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Mengutip Pembukaan UUD 1945, cita-cita pendiri bangsa itu ialah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.

"Indonesia itu merupakan bangsa pejuang. Bahkan di dalam Pembukaan UUD juga ditegaskan. Khususnya alinea keempat. Artinya anda bangsa Indonesia harus besar dulu, harus kuat dulu, supaya mempunyai pengaruh besar kepada dunia. Jika itu yang anda mau dihanguskan, anda salah karena bertentangan dengan UUD 1945," kata Bukhori.

Oleh karena itu, PKS mendorong Pemerintah agar meluruskan nilai khilafah yang sebenarnya agar pemimpin bangsa ke depan dapat memikirkan bagaimana menjadikan Indonesia negara besar, negara berpengaruh, dan mampu mempengaruhi seluruh dunia. "Sebab itu misi dari Undang-Undang Dasar kita," kata dia.

ANTARA

Berita terkait

Hadiri Demo di MK, Eks Menag Fachrul Razi Tuntut Hakim Buat Keputusan yang Adil

14 hari lalu

Hadiri Demo di MK, Eks Menag Fachrul Razi Tuntut Hakim Buat Keputusan yang Adil

Eks Menag turut hadir dalam unjuk rasa menjelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

3 Maret 2024

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

Dewan Kehormatan Perwira memutuskan Prabowo bersalah dan memecatnya dari TNI pada 1998. Berikut profil 7 anggota DKP termasuk SBY dan Agum Gumelar.

Baca Selengkapnya

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

29 Februari 2024

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Prabowo dapat gelar Jenderal TNI Kehormatan dari Jokowi. Pada 1998, Dewan Kehormatan Perwira memberhentikannya dari TNI, SBY salah satu anggotanya.

Baca Selengkapnya

Istana Heran Isu terhadap Jokowi Mencuat Menjelang Pemilu 2024

4 Desember 2023

Istana Heran Isu terhadap Jokowi Mencuat Menjelang Pemilu 2024

"Terus untuk apa diramaikan itu? Kepentingan apa diramaikan itu? Untuk kepentingan apa?" kata Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sowan Bersama Purnawirawan, Anies Baswedan Sebut Dalami Gagasan Perubahan

6 Oktober 2023

Sowan Bersama Purnawirawan, Anies Baswedan Sebut Dalami Gagasan Perubahan

Anies Baswedan menerima sejumlah purnawirawan TNI-Polri di kediamannya. Membicarakan gagasan perubahan.

Baca Selengkapnya

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

8 Februari 2023

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

Sekali lagi NU menyatakan menolak tegas ideologi negara khilafah. Sikap ideologi NU ini merupakan hasil dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Baca Selengkapnya

Sosiolog Agama: Keluarga yang Tewas di Kalideres tidak Menganut Sekte Tertentu

9 Desember 2022

Sosiolog Agama: Keluarga yang Tewas di Kalideres tidak Menganut Sekte Tertentu

Sosiolog Agama, Jamhari, membantah satu keluarga yang tewas di Kalideres menganut sekte tertentu atau paham apokaliptik

Baca Selengkapnya

Peneliti Voxpol Nilai Stempel Intoleran Tak Relevan Lagi untuk Anies Baswedan, Ini Sebabnya

5 Desember 2022

Peneliti Voxpol Nilai Stempel Intoleran Tak Relevan Lagi untuk Anies Baswedan, Ini Sebabnya

Pangi menyebut Anies Baswedan sudah mulai berhasil dalam soal mementahkan stigma kalau beliau didukung kelompok intoleran.

Baca Selengkapnya

Tersangka Khilafatul Muslimin Diserahkan ke Kejari, BNPT: Ideologi Disebarkan Berkedok Dakwah

3 Oktober 2022

Tersangka Khilafatul Muslimin Diserahkan ke Kejari, BNPT: Ideologi Disebarkan Berkedok Dakwah

Polda Metro Jaya menyerahkan tersangka Khilafatul Muslimin ke Kejaksaan Negeri Kota Bekasi pada Senin, 3 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Temui Tim Bravo 5, Seperti Apa Ormas Binaan Luhut Binsar Pandjaitan Ini?

27 Agustus 2022

Jokowi Temui Tim Bravo 5, Seperti Apa Ormas Binaan Luhut Binsar Pandjaitan Ini?

Pejuang Bravo 5 adalah salah satu ormas relawan Jokowi binaan Luhut Binsar Pandjaitan, dengan ketua eks Wakil Panglima TNI Fachrul Razi.

Baca Selengkapnya