5 Sindiran Surya Paloh di Kongres NasDem. Untuk PDIP?

Sabtu, 9 November 2019 07:37 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri pembukaan Kongres dan HUT Partai NasDem ke-8 di Jakarta Expo Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat 8 November 2019. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengungkapkan sindiran-sindiran keras saat menyampaikan arahan dalam acara pembukaan Kongres-2 Nasdem yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta pada Jumat malam, 8 November 2019.

Mulai dari menyindir partai yang mengaku sok Pancasilais dan suka gotong-royong, tetapi sinis dan kerap mencurigai partai lain. Saat ditanya partai mana yang dia sindir, Surya Paloh tersenyum kemudian menjawab dengan retorika.

"Yang mencurigai nasdem, ya, kita enggak tahu, tapi pasti ada. Itu bagaikan angin yang terasa di tangan, saya enggak bisa tangkap dia," ujar Paloh sambil tersenyum.

Belakangan, NasDem terlibat saling sindir dengan PDIP. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan soal konsistensi, usai Surya Paloh bertemu Presiden PKS Sohibul Iman.

"Dialog di antara para pemimpin partai memang bagian dari tradisi demokrasi kita. Tetapi konsistensi di dalam menjalankan posisi politik di dalam koalisi ataupun berada di luar pemerintahan itu juga sangat penting,” kata Hasto ditemui di gedung Arsip Nasional, Jakarta, Jumat 8 November 2019.

Advertising
Advertising

Berikut sindiran-sindiran keras Surya Paloh;

  1. Sindir Partai yang Berpikiran Cetek

Surya Paloh menyindir partai-partai yang berpikir pendek dan hanya memikirkan partai sendiri di atas kepentingan nasional. Menurut Paloh, sikap tersebut tidak sesuai dengan komitmen kebangsaan yang diajarkan proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno.

"Jadi, bukan karena NasDem partai pendukung pemerintah, kemudian hanya memikirkan kepentingan-kepentingan koalisi yang ada di pemerintahan. Ah, Salah itu. Salah itu. Salah," ujar Paloh.

"Itu bukan cara berpikirnya NasDem saudara, saudara. Berpikir pendek-pendek, orang medan bilang berpikir cetek-cetek. Untuk apa?" lanjut Paloh.

  1. Sindir Partai Sinis

Ketua Umum NasDem ini juga menyindir partai-partai yang sinis atas kedekatannya dengan partai-partai di luar koalisi, seperti PKS. Menurut Paloh, hubungan baik dengan oposisi mesti dibangun untuk menjaga keseimbangan pemerintah. Sembari disamping itu, ujar dia, tetap mempertebal komitmen mendukung pemerintah.

"Nasdem harus siap kalau perlu meng-sacrifice dirinya sebagai parpol yang membawa nilai kebajikan, walaupun diterpa segala macam sinisme kecurigaan," ujar Paloh.

  1. Sindir Komitmen Partai yang Lip Service

Dalam acara konsolidasi partai tersebut, Surya Paloh juga menyinggung soal komitmen dan konsistensi ucapan serta perbuatan partai-partai pendukung pemerintah. "Diperlukan komitmen, kesetiaan yang mengikat bukan hanya janji sembarang janji, bukan hanya lip service ucapan dan menyatakan 'Aku lah yang paling setia mendampingi Bapak Presiden," ujar Paloh.

"Karena apa? karena ketika nanti ada ujian berat yang dihadapi presiden, jangan-jangan, hanya tinggal NasDem yang bersama presiden," lanjut Paloh disambut guruh tepuk tangan peserta kongres.

  1. Sindir Partai yang Suka Curiga

Paloh berkali-kali menyindir soal partai-partai yang mencurigai kedekatannya dengan PKS. Menurut Paloh, bangsa ini sudah lelah dengan segala intrik yang mengundang sinisme dan kecurigaan antar satu sama lain.

"Kita berkunjung ke kawan pun, dicurigai kita, ini bangsa model apa seperti ini? Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini. Hubungan rangkulan, tali silahturahmi pun dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Paloh.

"Kita menganut sebuah sistem demokrasi yang begitu liberal, tapi dalam prakteknya kita begitu ortodoks dan konservatif. Ada paradoksal. Kita bilang mau bergotong-royong, tapi prakteknya ' Aku lah yang lebih penting, yang lainnya biar mati semua," kata Paloh, lagi-lagi disambut riuh tepuk tangan peserta.

  1. Sindir Partai yang Mengaku Pancasilais

Paloh menyebut, partai-partai yang penuh dengan kecurigaan, sesungguhnya sedang menjauhi nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

"Jadi, yang ngakunya partai nasionalis, partai pancasilais, eh buktikan aja. Rakyat membutuhkan pembuktian. Kalau partainya masih sinis, propaganda kosong, mengajak berkelahi satu sama lain. Ah, pasti bukan Pancasilais itu," ujar Paloh.

Dia kemudian meminta para kader NasDem menjauhi sifat partai-partai yang demikian. "Rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran-pikiran bersama teman, jangan musuhi teman. Ah, itu baru namanya mengamalkan nilai-nilai Pancasila".

Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

4 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

15 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

19 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

21 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

1 hari lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

1 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya