Sejumlah mahasiswa lintas universitas menggelar aksi mendukung KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis 12 September 2019. Dalam aksinya mahasiswa menolak segala bentuk pelemahan terhadap lembaga anti rasywah tersebut seperti melalui revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, seleksi capim KPK yang dinilai meloloskan orang-orang yang bermasalah, serta kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang belum juga terungkap. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tergolong sulit dipecahkan. Ia pun meminta Kapolri Jenderal Idham Azis agar terus menyelidiki kasus ini.
"Rupanya yang Novel itu tingkat kesulitan pemecahan kasusnya agak tinggi. Sehingga upaya-upaya membentuk tim pencari fakta, juga belum ketemu secara cepat. Sehingga perlu terus digali," kata Ma'ruf saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2019.
Ia memaklumi Polri maupun tim pencari fakta belum bisa menemukan titik terang dalam kasus ini. "Jadi emang ternyata pelakunya sangat pintar sekali," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun telah memerintahkan Idham untuk menuntaskan perkara ini. "Polisi komitmen untuk terus melanjutkan," kata Ma'ruf.
Masa kerja tim teknis kasus Novel Baswedan berakhir pada Kamis, 31 Oktober 2019. Sejumlah pihak mendesak tim teknis yang semula dipimpin Idham ini mengumumkan temuan mereka kepada publik. Jokowi pun memberi waktu sampai awal Desember kepada Idham untuk membongkar perkara ini.
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
22 hari lalu
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.