Seorang pengungsi dari Wamena, Papua mencium anaknya setibanya di Landasan Udara (Lanud) Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis 3 Oktober 2019. Sebanyak 256 pengungsi tiba di Lanud Hassanuddin pada Kamis (3/10/2019) pascakerusuhan di Wamena, Papua yang menewaskan 33 orang. Selanjutnya mereka ditampung di asrama haji Sudiang, Makassar sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing. ANTARA FOTO/Arnas Padda
TEMPO.CO - Mataram - Dari 108 orang pengungsi Wamena, Papua, asal Nusa Tenggara Barat (NTB) hanya tersisa tiga orang yang belum dipulangkan.
Hari ini, Selasa, 8 Oktober 2019, mereka dipulangkan atas biaya Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Kota Bima, Lombok Tengah, serta Lombok Timur.
"Masih ada warga asal NTB yang statusnya pegawai negeri sipil di sini belum pulang," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial NTB Haji Amir kepada Tempo pada Senin sore, 7 Oktober 2019.
Haji Amir yang menangani para pengungsi asal NTB selama di tempat pengungsian Batalion Infantri 751, Sentani.
Amir dan sejawatnya, Amran, akan meninggalkan Papua pagi ini, Selasa, 8 Oktober 2019, via Biak. Dia mengatakan selama menangani pengungsi Wamena dia dibantu warga NTB yang bertugas di berbagai lembaga pemerintah di Papua, baik di Jayapura, Sentani, maupun Wamena.
Dia pun menerangkan bahwa para PNS tadi umumnya relawan di Wamena ketika pecah kerusuhan pada 23 September 2019. Sedangkan istri dan anak-anaknya sudah dipulangkan lebih dahulu.
Pemberangkatan pada Ahad lalu, 6 Oktober 2019, diikuti 50 orang dan pada Senin, 7 Oktober 2019, sebanyak 27 orang. Mereka langsung terbang ke Bima dari Sentani via Makassar menggunakan maskapai Lion Air. Dari rombongan juga ada yang asal Kabupaten Dompu.
Penerbangan Garuda pukul 11.55 waktu setempat kemarin ada tiga orang pengungsi asal Lombok Timur yang dipulangkan via Jakarta. Mereka akan di Lombok hari ini, Selasa, sekitar pukul 08.30.
Adapun tiga orang dewasa dan dua bayi akan akan dipulangkan pada Selasa dengan pesawat Lion 7.45 tujuan Bima. ''Ada beberapa pria belum pulang karena bertahan sebagai PNS," ucap Amir.