Tips Demonstrasi Damai Gejayan Memanggil 2

Selasa, 1 Oktober 2019 09:37 WIB

Ribuan massa memadati kembali kawasan Gejayan dalam aksi Gejayan Memanggil Senin (30/9). Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi bertajuk Gejayan Memanggil 2 di Yogyakarta berlangsung aman kemarin. Aksi yang diikuti dari berbagai kalangan mulai mahasiswa hingga jurnalis, tak menimbulkan gesekan dengan aparat keamanan.

Padahal sebelumnya banyak yang menyebut aksi itu bisa saja berakhir rusuh seperti yang terjadi di beberapa kota lainnya seperti Jakarta, Bandung, Makassar hingga Kendari.

Tapi, tuduhan itu tak terbukti. Demonstrasi berlangsung aman, menyenangkan, dan peserta terlihat menikmati aksi tersebut.

Demonstran yang di antaranya berasal dari mahasiswa, pelajar, jurnalis, dan aktivis pro-demokrasi itu berjalan dari dua arah menuju pusat demonstrasi yakni pertigaan Colombo di Gejayan atau Jalan Affandi. Mereka berjalan dari dua titik, yaitu kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Ada 6 panggung yang menyajikan beragam acara. Ada orasi, pertunjukan seni dari mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pertunjukan musik dari musikus Sisir Tanah, Danto, dan karnaval. Demonstran juga membaur bersama pedagang es cendol dan es teh di bawah terik matahari. "Saya tertarik datang karena demonstrasinya terasa menyenangkan. Ada karnaval, musik, dan terasa milenial," kata Hardika, warga Kabupaten Bantul, Senin, 30 September 2019.

Advertising
Advertising

Di sepanjang jalan, demonstran saling menjaga satu dengan yang lainnya. Mereka saling bergandengan tangan dan masuk dalam barisan yang dikelilingi tali. Satu di antara demonstran, Benfa terlihat menginstruksikan agar massa masuk ke barisan dan berhati-hati terhadap provokator dan penyusup. "Kawan-kawan hati-hati, saling bergandengan tangan, dan masuk ke barisan," kata Benfa.

Humas aksi Gejayan Memanggil, Syahdan menjelaskan demonstrasi tersebut sejak awal melarang segala bentuk kekerasan. Mereka menyiapkan aksi dengan menggelar rapat teknis lapangan di kantin Fakultas Filsafat UGM atau dikenal dengan Bonbin UGM. Di tempat inilah, perwakilan demonstran berembug,
dan merumuskan konsep aksi.

Demonstrasi itu menyepakati apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Semuanya mereka rumuskan melalui panduan aksi dan hasil teknis lapangan.

Syahdan menyebutkan ada sepuluh panduan aksi untuk demonstran, di antaranya mengajak peserta aksi menghafalkan titik-titik aman. Apabila situasi ricuh, demonstran harus menjaga satu dengan yang lainnya dan menghafalkan rute-rute yang aman. "Kami merumuskan skema evakuasi dan tim medis yang bersiaga," kata Syahdan.

Selain itu, demonstran juga menyepakati apa yang harus dilakukan di antaranya membawa air minum, obat-obatan pribadi, kantong sampah, bersikap sopan dan ramah terhadap masyarakat, membeli dagangan orang-orang yang berjualan di sekitar Jalan Gejayan.

Mereka juga menentukan larangan selama demonstrasi. Peserta aksi tidak boleh merusak fasilitas umum, membawa peralatan aksi yang memunculkan ujaran seksis dan melecehkan gender atau ras tertentu yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Selain itu, demonstran tidak boleh membawa segala jenis senjata tajam, api, dan segala bahan yang mudah meledak. Peserta aksi juga hanya boleh membawa bendera merah putih alias tidak boleh membawa bendera kampus dan organisasi tertentu, serta materi orasi tak boleh keluar dari kesepakatan tuntutan.

Tip lainnya yang juga berguna untuk mengantisipasi tidak terkendalinya demonstran adalah tertib waktu. Mereka memulai aksi dengan berjalan kaki ke titik pertemuan pukul 12.00 dan berakhir pukul 16.30. "Kami menghindari aksi hingga malam hari untuk antisipasi massa yang tak terkendali," kata anggota divisi acara aksi tersebut, Obed.

Walhasil demonstrasi Gejayan Memanggil 2 kembali aman. Hingga akhir demonstrasi, peserta berjalan dengan tertib. Mereka mengakhiri aksi dengan menyampaikan tuntutan, di antaranya mendesak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpu karena RUU KPK telah disahkan. Aksi simpatik juga muncul di penghujung demonstrasi. Mahasiswa ISI Yogyakarta menggelar pertunjukan seni dengan mengenakan topeng berkarakter binatang dalam konsep karnaval.

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

22 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

4 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya