Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi solidaritas dan duka cita terhadap korban jiwa Mahasiswa Universitas Halu Oleo di depan Polresta Solo, Jawa Tengah, Jumat 27 September 2019. Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan atas tindakan represif aparat penegak hukum dalam menangani aksi unjuk rasa yang menimbulkan korban jiwa dan meminta Polri melakukan proses investigasi menyeluruh atas peristiwa itu. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menyarankan penolakan terhadap revisi UU KPK yang telah disahkan dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) diselesaikan melalui dialog, tidak dengan aksi demonstrasi. Surya ingin kekisruhan yang terjadi akhir-akhir ini dapat diselesaikan dengan dialog.
"NasDem berupaya sepenuhnya membangun komunikasi baik dialog atau cara apapun yang baik dengan mahasiswa," kata Surya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad malam, 29 September 2019.
Surya mengatakan NasDem menghormati keputusan parlemen terkait pengesahan revisi UU KPK namun di saat yang sama juga menghormati aspirasi masyarakat, apalagi aspirasi itu datang dari kalangan muda seperti mahasiswa.
Dia mengakui Partai NasDem memiliki andil atas disahkannya revisi UU KPK karena beleid itu memang disepakati oleh seluruh fraksi untuk disahkan. "NasDem siap mengakui kesalahan jika memang pengesahan revisi UU KPK itu dianggap salah."
Namun untuk menyelesaikan perdebatan, Surya menyarankan mahasiswa menempuh uji materi atau judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan persoalan ini.
Nasdem tidak sepakat apabila aksi turun ke jalan terus dilakukan karena aksi demo mahasiswa sangat rentan ditunggangi pihak-pihak yang memiliki agenda terselubung.
Dialog, kata Surya, adalah untuk membangun keutuhan agar tidak memberikan kesempatan kepada provokator politik dan kaum radikal di negeri ini yang ikut memperkuat barisan aksi mahasiswa dalam bungkus yang sama menentang RUU KPK. “Tapi, memiliki upaya kelanjutan sendiri, agenda sendiri, agenda terselubung."