Tolak Revisi UU KPK, Ratusan Dosen - Mahasiswa Unair Unjuk Rasa

Jumat, 20 September 2019 17:34 WIB

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli HAM membawa poster saat Aksi Kamisan di depan Brikan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis 19 September 2019. Dalam pernyataan sikapnya, mereka meminta pemerintah lebih tegas dalam menuntaskan kasus pelanggaran HAM, menolak Revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP) serta memberikan perlindungan bagi perempuan dengan mengesahkan Revisi Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200 mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya menggelar aksi unjuk rasa menolak revisi UU KPK di taman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Jumat, 20 September 2019.

Unjuk rasa yang didukung oleh beberapa dosen itu mengecam disahkannya UU KPK oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Massa juga mengkritik sikap Presiden Joko Widodo yang tidak tegas dalam upaya melawan pelemahan lembaga antikorupsi.

Massa yang terdiri dari berbagai elemen, antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa Fisip Unair, GMNI, PMII dan HMI itu membentangkan berbagai spanduk kecaman. Di antaranya berbunyi Reformasi Dikorupsi, Orde Baru Hidup Lagi dan Bahayanya Oligarki. Mereka juga melakukan aksi teatrikal berupa mayat yang dikafani sebagai tanda matinya KPK.

Salah seorang dosen yang ikut unjuk rasa, Airlangga Pribadi, mengatakan seharusnya revisi UU KPK memperkuat pemberantasan korupsi. Namun yang terjadi revisi itu malah makin melemahkan taji KPK dalam meringkus koruptor. "Pelemahan yang paling kentara ialah adanya Dewan Pengawas dan status pegawai KPK yang aparatur sipil negara," ujarnya.

Menurut Airlangga, masyarakat kampus termasuk Unair akan terus melawan pelemahan itu. Caranya dengan mendesak Presiden Jokowi menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang, khususnya terhadap dua pasal bermasalah itu. "Kami juga akan menguji materi UU KPK ke Mahkamah Konstitusi," ucapnya.

Advertising
Advertising

Airlangga tak memungkiri bahwa masyarakat kampus tak bebas dari kepentingan politik. Namun, kata dia, dalam kondisi sekarang ini hanya kalangan akademikus dan mahasiswa yang konsen pada penguatan reformasi yang masih dapat diharapkan. "Mengharapkan partai politik maupun ormas untuk berjuang bersama, rasanya hampir tak mungkin," ujar dia.

Airlangga melihat Jokowi telah terjebak pada kekuatan oligarki yang berpotensi melemahkan kebijakan presiden. Kekuatan oligarki itu berkelindan dengan kepentingan parpol yang korup. "Maka kami mendesak agar Presiden tak tergesa-gesa dilantik sebelum menerbitkan perpu tentang pasal bermasalah. Sebab bila tetap dilantik, hal itu akan mengurangi legitimasi rakyat," katanya.

Berita terkait

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

21 jam lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

23 jam lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

23 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

1 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

1 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

1 hari lalu

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengklaim informasi transaksi keuangan merupakan data pribadi yang bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

1 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

1 hari lalu

Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Aktivis dan pengamat antikorupsi turut menanggapi fenomena seteru di internal KPK, Nurul Ghufron laporkan Albertina Ho. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

1 hari lalu

Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

"Ah biar sajalah. Kan Ketua PPATK sudah bilang, ada aturannya kan," kata Albertina Ho.

Baca Selengkapnya