5 Catatan ICW untuk Uji Kelayakan Capim KPK di DPR

Senin, 9 September 2019 09:33 WIB

Puluhan massa gabungan mahasiswa dan buruh melakukan aksi Selamatkan KPK longmarch dari Patung Kuda menuju Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 5 September 2019. Dalam aksinya massa menolak capim KPK bermasalah. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hukum DPR akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap 10 nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK). Fit and proper test ini akan digelar pada 10-11 September 2019.

Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat setidaknya ada 5 hal yang harus dipertimbangkan DPR dalam melakukan uji kelayakan dan kepatutan.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan hal pertama yang harus menjadi pertimbangan adalah integritas dari masing-masing calon pimpinan KPK. Salah satu indikatornya bisa dilihat dari kepatuhan calon pimpinan menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

"Padahal pemerintah, presiden, dan DPR yang membuat UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang kewajiban LHKPN. Kalau DPR mengabaikan hal itu maka kita tidak paham lagi apa indikator utama yang dibuat," kata Kurnia di kantornya pada Ahad, 8 September 2019.

Kedua, DPR mesti memeriksa ulang rekam jejak 10 calon pimpinan KPK terutama hal-hal yang belum terkonfirmasi dengan benar di Pansel maupun presiden. "Harapannya bisa dilakukan Komisi III DPR," katanya.

Advertising
Advertising

Ketiga, DPR harus menggali pemahaman 10 calon pimpinan KPK tentang isu pemberantasan korupsi. Misalnya, visi penindakan pencegahan, monitoring, penyelenggaraan negara, koordinasi dan supervisi dengan penegak hukum.

Keempat, DPR harus memastikan calon pimpinan KPK memiliki konsep manajerial lembaga yang baik. Kurnia menilai KPK adalah lembaga negara yang sangat dinamis dengan banyak friksi atau perbedaan pendapat di dalamnya. Maka diharapkan pimpinan KPK dapat mengontrol internal lembaga dengan baik.

Kelima, semestinya DPR dapat memastikan Komisi III maupun Capim KPK menolak pelemahan lembaga antikorupsi itu. Kurnia menilai pernyataan anggota Komisi III DPR yang akan memilih calon pimpinan KPK yang sepakat dengan revisi UU KPK sarat kepentingan. "Ketika kita dengar pernyataan itu, maka kita sudah bisa pesimis mereka akan memilih pimpinan yang kredibel. Harusnya statement DPR netral," katanya.

Berita terkait

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

5 menit lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

46 menit lalu

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

Motif korupsi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor bermula dari adanya aturan yang dibuat sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai BPPD.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

2 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

3 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

3 jam lalu

Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Jalani Pemeriksaan di KPK soal Kasus Rasuah Investasi Fiktif

KPK memeriksa Direktur Utama PT Taspen Antonius N. S. Kosasih dalam kasus dugaan korupsi kegiatan investasi fiktif perusahaan pelat merah itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

4 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

7 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

8 jam lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

10 jam lalu

Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto Segera Jalani Sidang Kasus Gratifikasi dan TPPU di Tipikor Surabaya

Jaksa KPK telah melimpahkan surat dakwaan dan berkas perkara dengan terdakwa Eko Darmanto ke Pengadilan Tipikor pada PN Surabaya pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

12 jam lalu

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

Dugaan pembelian senjata oleh ajudan itu diungkap ke persidangan oleh kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, namun jaksa KPK bilang tidak ada.

Baca Selengkapnya