Akun Robot Diduga Promosi Pemerintah di Papua, Bagaimana Caranya?

Senin, 9 September 2019 06:02 WIB

Demontrasi tolak rasisme di Manokwari oleh gabungan Mahasiswa dan warga Papua hingga kibarkan Bintang Kejora TEMPO/Hans Arnold Kapisa

TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan investigasi yang pernah meliput untuk BBC, Benjamin Strick, menemukan akun-akun robot alias bot di Twitter yang mempromosikan program pemerintah di Papua dan Papua Barat.

"Saya menangkap cuitan yang menggunakan tagar #WestPapua dan #FreeWestPapua selama 5 hari berturut-turut. Yang saya temukan adalah jaringan akun bot yang menyebarkan propaganda pro pemerintah," kata Ben dalam cuitannya di Twitter pada Selasa, 3 September 2019. Tempo sudah mendapat izin dari Ben untuk mengutip tulisannya.

Ben menganalisis cuitan yang muncul dari kedua tagar itu sepanjang 29 Agustus hingga 2 September 2019. Berdasarkan data yang ditangkap, Ben memperoleh data username yang mencuit tagar tersebut, yang me-retweet, dan menyukai cuitan.

Jurnalis lepas untuk platform Bellingcat ini kemudian menggunakan platform Gephi untuk menggambarkan pergerakan akun-akun bot tersebut. Bellingcat merupakan sekelompok jurnalis yang mengerjakan investigasi beberapa kasus.

Ben menjelaskan, lingkaran dengan variasi ukuran itu merupakan akun Twitter yang saling berinteraksi. Interaksi akun-akun itu ditunjukkan melalui garis (edge). Dari data yang ditangkap, garis interaksi itu berupa mention, like, retweet, atau quote.

Advertising
Advertising

"Saya menggunakan perangkat open source Gephi untuk menggambarkan jaringan ini dan melakukan bot-spotting," katanya.

Visualisasi bagaimana akun robot berjejaring (sumber: Twitter Benjamin Strick)

Dengan visualisasi ini, Ben menemukan adanya pola jaringan yang sangat tidak wajar. Salah satu contohnya, kata Ben, adalah akun @marco26700420. Ia menduga akun tersebut adalah bot pro pemerintah yang menggunakan campuran tagar West Papuans, seperti #Westpapuagenocide, #Freewestpapua, dan #Westpapua.

"Pencarian gambar terbalik dari Yandex pada profil @marco26700420 menunjukkan bahwa itu bukan akun asli," kata dia. Yandex adalah mesin pencari semacam Google buatan Rusia.

Salah satu akun robot yang diduga mempromosikan program pemerintah di Papua. (Sumber: Akun Twitter Benjamin Strick)

Selanjutnya, ia memeriksa akun @kevinma40204275 yang juga ada di jaringan. Tes Yandex menunjukkan akun tersebut juga tidak asli. Akun bot lainnya yang tertangkap adalah @yerxi1. Pencarian gambar terbalik dari Yandex mengungkapnya.

Ben yang menggunakan akun Twitter @BenDoBrown kemudian mengunggah sejumlah foto berisi postingan sejumlah akun. "Jelas akun di atas palsu. Di mana bahayanya? Bahayanya adalah mereka mendorong pengalihan kondisi di Papua Barat, dan mempromosikan kegiatan pemerintah di area tersebut," kata dia.

Menurut Ben, akun-akun yang ditengarai bot ini menggunakan referensi dari @PapuaWestcom. Akun tersebut memiliki situs web mandiri untuk materi propagandanya melalui saluran YouTube dengan 703 pelanggan dan halaman di Facebook dengan 56 ribu pengikut.

Salah satu akun yang diduga robot (Sumber: Twitter Benjamin Strick)

Selain itu, ada juga akun @West_Papua_ID yang juga kerap menjadi rujukan pasukan robot. Di Youtube, akun ini memiliki 846 subscriber, 152 ribu pengikut di Facebook, 10.300 pengikut di Instagram.

Di YouTube, kata Ben, aku West Papua ID menyebarkan narasi yang menuding bahwa gerakan yang mendukung kemerdekaan Papua sebagai kelompok ekstrimis. Mereka juga menuding gerakan tersebut kerap diwarnai kekerasan.

Ben yakin bahwa akun-akun yang mempromosikan pemerintah di Papua tersebut adalah bot. “Sebab, mereka menggunakan teks yang sama dan mengikuti satu sama lain di ruang hampa yang tidak ada kegiatan sama sekali. Bagaimana lagi kita bisa bilang ini robot? Bot dijalankan dalam rutinitas," katanya.

Berita terkait

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

22 jam lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

1 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

4 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

7 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

7 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya