Revisi UU KPK, Tenaga Ahli KSP Minta Masyarakat Tidak Khawatir

Reporter

Friski Riana

Minggu, 8 September 2019 10:35 WIB

Ifdhal kasim, staf ahli deputi V kantor staf presiden memberi testimoni gempa Aceh di Boulevard coffee, Jakarta, 20 Januari 2017. TEMPO/Mustafa Ismail

TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Ifdhal Kasim meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana revisi UU KPK yang diusulkan oleh DPR. "Kalau kita ngerti tata cara proses pembahasan undang-undang di DPR, harusnya kekhawatiran itu tidak diperlukan," kata Ifdhal di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat, 6 September 2019.

Mantan Ketua Komnas HAM ini mengatakan pemerintah sendiri belum menanggapi atau memberikan pandangan umum terkait revisi UU KPK. Sebab wacana itu merupakan inisiatif DPR yang dalam prosesnya memerlukan tanggapan pemerintah. "Bukan berarti harus diketok karena itu harus ada pendapat pemerintah juga terhadap RUU inisiatif DPR."

Jika pemerintah setuju, pembahasan akan berlanjut dan dibentuk panitia khusus atau panitia kerja. Sedangkan saat ini, kata Ifdhal, Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum melihat naskah akademik RUU KPK. Selain itu, DPR juga belum pernah membahas daftar inventaris masalah (DIM) dalam revisi UU KPK. "Jadi itu masih jauh."

DPR menyepakati pembahasan revisi UU KPK dalam rapat paripurna. DPR menyepakati revisi UU KPK adalah usul inisiatif DPR. Langkah itu mendapat tanggapan negatif dari sejumlah aktivis antikorupsi hingga pimpinan KPK.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan lembaga yang dipimpinnya sedang berada di ujung tanduk karena rentetan kejadian belakang ini. Pertama soal seleksi calon pimpinan KPK. Menurut dia, 10 capim yang telah diserahkan di DPR ada yang bermasalah.

Advertising
Advertising

Belum rampung soal seleksi capim, kata Agus, KPK dihantam revisi UU KPK. Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif juga menganggap pemerintah dan DPR telah berkonspirasi untuk melemahkan lembaganya lewat revisi itu.

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

44 menit lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

3 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

13 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

13 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

15 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

17 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

19 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

20 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

23 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya