Benny Wenda Kirim Maklumat ke Papua, Begini Caranya

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 3 September 2019 11:18 WIB

Benny Wenda, Menteri Luar Negeri Bruno Leingkone, Tonga PM 'Akilisi Pohiva dan Menteri Lands, Ralph Regenvanu, di Parlemen Internasional untuk Papua Barat pertemuan di Gedung Parlemen, London, UK. Foto: David Mirzoeff

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda mengeluarkan maklumat tiga hari setelah insiden diasrama mahasiswa papua di Surabaya, Jawa Timur.

Penggerebekan dan tindakan kasar aparat serta anggota ormas itu memicu kerusuhan dan unjuk rasa besar di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat.

Maklumat Benny Wenda tersebut bertanggal 20 Agustus 2019 yang berisi 7 seruan politik

Seruan dalam maklumat Benny antara lain mengecam penganiayaan dan kekerasan terhadap mahasiswa Papua di Malang, juga di Jawa Timur. Dia mendesak digelar referendum sebagai jalan keluar konflik di Papua. Di akhir suratnya, Benny menginstruksikan mobilisasi dan konsolidasi masyarakat Papua secara damai.

Menurut Benny Wenda, maklumat politik itu dia buat untuk menyatukan masyarakat Papua agar melawan diskriminasi yang telah berlangsung lama. "Enough is enough," kata Benny seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 2-8 September 2019.

Maklumat dikirimkan dari tempat tinggalnya di Oxford, Inggris. Dia pernah didakwa mengerahkan massa untuk membakar kantor polisi pada 2002. Ketua Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka itu melarikan diri dari tahanan lalu menyeberang ke Papua Nugini hingga mendapatkan suaka politik dari Inggris pada 2003.

Dari Inggris, maklumat sampai ke Papua secara berliku. Pengurus ULMWP mencari cara menyebarkan pesan Benny Wenda di tengah pembatasan internet di Bumi Cendrawasih itu. Mereka memotong pesan Benny dalam format layanan pesan pendek lalu mengirimkan SMS tersebut kepada para kolega.

ULMWP juga mengontak simpul-simpul organisasi di penjuru Papua. Direktur Eksekutif ULMWP Markus Haluk menyebut lembaganya memiliki kelompok simpatisan di setiap kota dan kabupaten di Papua. Mereka tinggal dimobilisasi untuk turun ke jalan.

"Mereka sudah mendengar peristiwa rasial di Surabaya," ujar Markus. "Kami tinggal mendorong simpul itu bergerak."

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menuding Benny Wenda berada dibalik kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Benny disebut memobilisasi massa secara diplomatik dengan informasi yang tidak benar.

"Itu yang dia lakukan di Australia lah, di Inggris lah," ucapnya di Gedung Bina Graha, Jakarta, pada Senin, 2 September 2019.

Benny Wenda menampik dirinya berada di belakang kerusuhan di Papua dan Papua Barat sejak 19 Agustus 2019. Insiden di Surabaya, dia melanjutkan, merembet ke Papua secara spontanitas lalu menjadi momentum kuat menuju kemerdekaan Papua.

"Saya sudah tahu akan ada waktunya. Ini momentum yang paling ditunggu. Sentimen (kemerdekaan) sudah lama hidup. Bangsa Papua bersatu karena momentum ini."

DEWI NURITA I MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

3 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

6 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

8 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

13 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

16 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

1 hari lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

1 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya