Neas, Pemuda Suku Dani Bangun Perpustakaan di Papua

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Jumat, 30 Agustus 2019 20:11 WIB

Ilustrasi pendidikan anak (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta -Pernah mengalami sulitnya mendapatkan buku bacaan saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), Neas Wanimbo kemudian membangun perpustakaan di sejumlah daerah di Papua dengan harapan siswa bisa mudah mendapatkan akses bahan bacaan.

Neas, pemuda berusia 24 tahun, merasakan betul bagaimana terbatasnya akses pendidikan di sekolahnya. Apalagi ia tinggal di wilayah pengunungan. Ia berasal dari Suku Dani di Wamena. Kondisi geografis di wilayah itu, membuat siswa sulit mengakses buku bacaan dan pendidikan sebagaimana mestinya.

Ia mengenang bagaimana di sekolahnya, SD YPPGI Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua, hanya ada satu guru yang mengajar untuk enam kelas. Ia juga masih ingat bagaimana dirinya juga diperbantukan mengajar di sekolah itu saat SD, karena dinilai sudah lancar membaca, menulis dan berhitung dengan baik.

Dahaga Neas kecil akan bahan bacaan tak terpuaskan dengan perpustakaan di sekolahnya karena tak ada buku. Orang tuanya juga tak mampu membelikan karena hanya bekerja sebagai petani.

"Padahal buku itu sangat penting, karena dengan membaca buku wawasan kita bertambah. Buku merupakan jendela dunia," kata Neas

Dari latar belakang tersebut, ia kemudian mempunyai inisiatif membangun perpustakaan Hano Wene di SD YPPGI pada 2017. Sekolahnya mempunyai satu gedung kosong yang kemudian disulapnya menjadi perpustakaan. Ia kemudian mengumpulkan buku-buku bekas dari teman-temannya dan dibawa ke Papua. Dengan harapan meskipun hanya ada satu guru yang mengajar, tapi hasrat anak membaca bisa terpuaskan.

"Jadi kalau pulang ke Papua isi bagasi bukan baju, tapi buku, karena ongkos kirim ke Papua cukup mahal, lebih baik sekalian," katanya.

Perpustakaan tersebut diberi nama Hano Wene yang bermakna kabar baik. Ia ingin dari perpustakan tersebut dapat menyebarkan kebaikan untuk masyarakat di sekitarnya. Untuk tahap awal sudah ada sekitar 500 buku bacaan di perpustakaan itu. Dalam waktu dekat, ia akan mengirimkan lagi sekitar 2.000 buku bacaan ke kampung halamannya. Buku-buku tersebut didapatnya dari kampanye donasi buku bekas yang digalangnya. Ia juga menerapkan pola menjemput buku, bagi donatur yang ingin menyumbang buku bekas.

Selain di kampung halamannya, Neas juga merintis pembangunan perpustakaan di empat daerah lainnya, yakni Sorong, Kaimana, Sarmi, dan Lani Jaya. Perpustakaan tersebut dikelola oleh Neas bersama dengan melibatkan warga setempat sehingga mereka merasa memiliki.

"Kami libatkan masyarakat, mulai dari anak muda, kepala suku hingga kepala sekolah. Jadi mereka merasa memiliki dengan dilibatkan, mereka jaga perpustakaan dengan baik," ujar lulusan Teknik Informatika Universitas Tanri Abeng, Jakarta, tersebut.

Perpustakaan tersebut terbuka untuk umum, masyarakat bisa mengakses buku bacaan di situ. Menurut dia, mengajak siswa dan masyarakat berkunjung ke perpustakaan itu bukanlah perkara mudah karena mereka lebih memilih pergi ke kebun atau berburu.

Solusinya, Neas menginisiasi pertandingan sepak bola di depan perpustakaan. Begitu selesai bermain bola, mereka diajak berkunjung ke perpustakaan. Ia juga melakukan sosialisasi pada para orang tua untuk mengajak anaknya ke perpustakaan.


Keluarga tidak mampu

Neas berasal dari keluarga tidak mampu karena orang tuanya hanya petani biasa. Hingga kini, masyarakat di kampungnya masih menggunakan koteka, bahkan ia sendiri baru menggunakan pakaian saat pindah ke Jayapura.

Untuk biaya pendidikan, ia mengandalkan beasiswa. Ia mendapatkan beasiswa sejak duduk di kelas dua SMP, yang mana ia harus pindah ke Jayapura. Kemudian melanjutkan sekolah di SMA Mandala Trikora, juga dengan beasiswa.

Agar mendapatkan beasiswa, ia berusaha untuk menggeluti satu bidang olahraga, yakni sepak bola. Akan tetapi, ia gagal dalam bidang yang ditekuninya itu. Ia kemudian pindah ke cabang angkat besi.

Neas mendapatkan beasiswa dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menuntut ilmu di Universitas Tanri Abeng. Beasiswa itu didapatnya secara kebetulan, karena saat liburan sekolah ia main di sekolahnya dan ditawari kepala sekolahnya.

"Kepala sekolah kemudian beri rekomendasi, lebih dari 500 orang yang ikut, tapi yang lolos hanya 15 orang. Tapi yang berangkat cuma 10 orang, karena ada yang sudah diterima di perguruan tinggi lainnya," ujarnya.

Neas kemudian menyelesaikan pendidikan hanya dalam waku dua tahun delapan bulan. Setelah lulus, Neas mengikuti program Initiatives of Change di India selama enam bulan. Ia juga pernah bekerja sebagai admin perpustakaan di AKASHA, Malaysia. Kemudian sebagai perancang situs di Gampari, India.

Sejumlah penghargaan diraihnya, yakni Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academy dari pemerintah Amerika Serikat, alumni Civic Engagement di Arizona State University of America, kemudian Japan School Visit Program di Jepang.

Ia juga meraih peringkat kedua dalam kompetisi merancang kartu pos di Peace Tival Convey, medali emas pada turnamen futsal dan renang di Universitas Tanri Abeng.

Ke depan, ia berharap bisa membangun perpustakaan yang ada di setiap komunitas yang ada di Papua dan Papua Barat, sehingga kendala akses terhadap buku bacaan di wilayah itu bisa teratasi.

Berita terkait

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

1 jam lalu

Tiga Regu Brimob akan Diturunkan Amankan Kampung Pogapa Setelah Diserang TPNPB-OPM

Polda Papua akan menerjunkan tiga regu Brimob imbas serangan TPNPB-OPM di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

7 jam lalu

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

Pengeroyokan terhadap sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang itu terjadi ketika mereka beribadah doa rosario.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

8 jam lalu

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

Foto dan video konvoi siswa berseragam motif bintang kejora beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

1 hari lalu

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

TPNPB-OPM mendatangi jemaat gereja di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Ahad, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

1 hari lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

2 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

3 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

3 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

3 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

3 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya