TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Ketua DPD Laode Ida menilai keterpurukan bangsa akibat dari pertikaian antar pemimpin bangsa, baik di pusat maupun daerah. Wilayah Indonesia yang sangat luas membutuhkan koordinasi harmonis pimpinan bangsa. "Banyak masalah di daerah, tapi elit di pusat berkelahi satu sama lain," kata dia dalam diskusi 'Komitmen PemimpinTerhadap Rakyat' di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (28/05). . Pengelolaan negara yang sentralistik juga penyebab keterpurukan. Jakarta, kata dia, tak mampu mengendalikan semua. Pemimpin dinilai tak mampu mengangkat masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan. "Pemimpin tak kunjung membangkitkan rakyat dari kebodohan dan kelaparan," katanya.Sejak kebangkitan Indonesia 100 tahun lalu, ia menambahkan, masyarakat masih miskin dan sebagian daerah masih terpuruk. Selama 63 tahun merdeka, kata dia, belum melahirkan pemimpin yang komitmen membebaskan rakyat dari kelaparan dan kebodohan. "Pemimpin nasional dan daerah tidak ada yang menjadikan rakyat sebagai objek kebangkitan dari kemiskinan," katanya. Ketua Pelaksana Harian Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis mengatakan komitmen pemimpin kepada rakyat harus ditegaskan dengan kontrak politik. Kontrak politik pemimpin kepada rakyat harus dibuat konstistusional sehingga, kata dia, "Jika melanggar bisa dikenai sanksi." Kontrak politik yang konstitusional juga dapat membuat calon pemimpin tak mudah mengumbar janji saat pemilu. "Agar rakyat punya posisi terhormat kalau mau pemilu saja," katanya. Dwi Riyanto Agustiar