Tantangan Jurnalis di Era Digital

Selasa, 6 Agustus 2019 15:19 WIB

Pengurus Aliansi Jurnalis Indonesia Ario Wisanggeni (kanan) menjelaskan tentang kebebasan ekspresi di acara Kelas Muda Demokrasi Digital, di Jakarta, Sabtu, 14 Januari 2017. Aditya Budiman/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pers, Asep Setiawan, mengatakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadikan semua orang bisa dengan mudah membuat artikel dan membagikannya. Hal ini membuat posisi jurnalis dan masyarakat menjadi setara.

Menurut dia, dengan menghasilkan produk jurnalistik yang baik maka para jurnalis profesional bisa menunjukkan dirinya berbeda dengan masyarakat awam. "Inilah tantangan pertama kita," katanya dalam konferensi regional memperingati ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 'The Biggest Challenge of Journalism in Digital Era' di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Agustus 2019.

Asep memaklumi jika di era teknologi digital ini proses membuat dan menyajikan berita diminta berlangsung cepat. Namun, ia berharap agar para awak media tetap menjaga kualitas artikel yang dihasilkannya. "Bukan hanya soal kecepatan dan akurasi tapi juga makna dari peristiwa itu. Apa yang dibutuhkan publik," kata dia.

Asep mengatakan, para jurnalis harus melatih dirinya sendiri agar dapat memberikan laporan berkualitas yang dibutuhkan publik. Imbasnya, kata dia, publik akan mengapresiasi dan tidak beralih ke media sosial. "Tapi kalau gak bisa menghasilkan artikel yang baik, yang komprehensif, yang memberikan nilai, maka jurnalisme tidak lagi penting bagi publik," ujarnya.

Senada dengan Asep, pemimpin redaksi Malaysiakini.com, Steven Gan, mengatakan tidak ada solusi lain kecuali membuat konten berkualitas agar media bertahan. Sayangnya, kata dia, yang terlihat saat ini banyak media ingin berlomba-lomba dalam menyiarkan informasi. Hal ini berimbas pada menurunnya kualitas artikel yang dihasilkan. "Akhirnya solusi satu-satunya adalah para pekerja harus mematuhi standar tertentu dalam membuat berita," ujarnya.

Sementara itu, Adam Portelli, perwakilan Media Entertainment and Art Alliance (MEAA) Australia, mengimbau agar para jurnalis membentuk serikat pekerja di perusahaan media masing-masing. Keberadaan serikat pekerja ini berguna untuk mengadvokasi agar hak-hak para pewarta dipenuhi perusahaan termasuk komitmen menjaga kualitas berita yang dibuat.

"Di Australia, kode etik jurnalistik dimasukkan dalam perjanjian kerja bersama antara pekerja dan perusahaan. Memang ada (perusahaan) media yang belum mau menerapkan tapi saya gak setuju kalau semua media seperti itu," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Federasi Jurnalis Internasional Asia Pasifik, Jane Worthington, menyampaikan agar kondisi para pekerja juga menjadi perhatian dalam menjaga mutu produk jurnalistik. Berdasarkan survei jaringan jurnalisme Asia Tenggara (SEAJU) pada 2018, dua hal yang menjadi kekhawatiran terbesar para jurnalis adalah upah yang kecil dan lingkungan kerja yang buruk.

Berita terkait

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

6 hari lalu

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

11 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

15 hari lalu

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

16 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

18 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

18 hari lalu

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

19 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

20 hari lalu

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.

Baca Selengkapnya

Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

21 hari lalu

Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

Sukandi, jurnalis di Halmahera Selatan, disiksa usai memberitakan penangkapan kapal pengangkut minyak Dexlite milik Polairud Maluku Utara oleh TNI AL.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

24 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya