Sekjen PBNU Sebut NU Siap Bantu Jokowi di 3 Isu Utama

Jumat, 2 Agustus 2019 10:09 WIB

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini (tengah) saat rapat pleno dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini mengklaim NU tak akan mengajukan kandidat calon menteri jika tidak diminta oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Meski begitu, Helmy mengatakan PBNU siap berkontribusi membantu presiden di pemerintahan mendatang.

"Kami merasa terpanggil kalau diminta Pak Jokowi untuk ikut dalam proses ini, kami siap," kata Helmy kepada Tempo, Jumat, 2 Agustus 2019.

Sebelumnya, Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur K.H. Agoes Ali Masyhuri blak-blakan mengatakan organisasi ini seharusnya mendapat jatah menteri di kabinet Jokowi. Ali menyebut, dukungan kelompok nahdliyin kepada Jokowi - Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019 tidaklah gratis.

Helmy tak menampik ada beberapa hal yang akan lebih mudah dikerjakan jika perwakilan mereka duduk di kabinet. Helmy membeberkan, ada tiga isu yang menjadi fokus PBNU saat ini, yakni tantangan radikalisme dan terorisme, ekonomi masyarakat, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. "Tiga tantangan PBNU yang ke depan itu perlu ditingkatkan upaya-upaya hulu hilirnya supaya lebih serius," kata dia.

Helmy mengatakan masalah radikalisme dan terorisme menyangkut soal pemahaman keagamaan yang benar. Dia juga menyinggung soal bagaimana memerangi penyebaran radikalisme, terorisme, serta hoaks di era teknologi informasi dan media sosial seperti sekarang.

Menurut Helmy, negara selama ini belum efektif menggunakan sumber daya dan perangkat yang ada untuk menjawab tantangan perubahan di era digital. Mantan Menteri Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal ini berujar, pemerintah juga belum berhasil membangun kontra narasi terhadap hoaks, radikalisme, dan terorisme.

"Coba sekarang dari pihak pemerintah siapa yang melakukan counter narasi terhadap hoaks, hatespeech dan lainnya? Untuk mengklarifikasi yang ada saja belum bisa, apalagi untuk membangun narasi dalam sosial media yang baik," kata dia.

Adapun soal ekonomi, Helmy menyinggung disparitas yang terjadi di mana satu persen orang kaya Indonesia menguasai sekitar 40 persen aset negara. "NU tidak anti konglomerat, tapi hendaknya mereka harus diajak bermitra untuk menjadikan kelompok-kelompok mikro kecil itu mitra yang penting."

Helmy mengatakan hingga saat ini belum ada pembicaraan dengan Presiden Jokowi ihwal portofolio menteri untuk NU. Namun dia mengakui sudah ada pembicaraan dengan Wakil Presiden Terpilih Ma'ruf Amin, yang juga merupakan Mustasyar PBNU.

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

7 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

7 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

9 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

13 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

14 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

16 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

17 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

17 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

18 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

18 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya