Ade Armando Klaim Ditolak Jadi Guru Besar UI karena Soal Etika

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Purwanto

Kamis, 1 Agustus 2019 11:56 WIB

Ade Armando Dinilai Tak Punya Niat Jahat

Jakarta - Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Ade Armando menyebut bahwa dirinya ditolak menjadi Guru Besar UI karena masalah integritas dan etika.

"Memang tidak ada kata resmi ‘ditolak’, tapi Dewan Guru besar UI bersikap bahwa selama saya tidak berhenti menyuarakan pandangan saya yang menimbulkan kontroversi, mereka tidak akan menerima saya sebagai anggota Dewan Guru Besar UI," ujar Ade lewat keterangan tertulis pada Kamis, 1 Agustus 2019.

Ade mengatakan, untuk bisa menjadi Guru Besar di UI, setiap calon harus mendapat persetujuan dari semua Guru Besar di UI. Baru kemudian, nama tersebut bisa diajukan ke Departemen Pendidikan Tinggi untuk disetujui Menteri. Menurut Ade, namanya sudah diajukan untuk menjadi Guru Besar oleh Departemen Ilmu Komunikasi UI pada Mei 2016. Setelah tiga tahun, menurut dia, Dewan Guru Besar (DBG) UI telah menolak permintaan tersebut.

"Kualitas akademik saya tidak bermasalah. Tapi yang menjadi masalah bagi DGB adalah soal integritas, etika dan tata krama saya," ujar Ade Armando.

Ade mengetahui kepastian itu dari hasil Rapat DGB 20 Mei 2019 dan penjelasan Ketua Komite Etik Prof. Adrianus Meliala pada rapat di FISIP UI 31 Juli, pukul 16.00. Usulan Guru Besar atas nama Ade Armando masih perlu mendapat pertimbangan lebih lanjut dari Komite Etik DGB terkait kinerja, integritas, etika, tata krama dan tanggungjawab. Menurut Ade, tidak ada penjelasan soal apa yang dimaksud tentang tidak berintegritas dan tidak beretika terkait dirinya.

Advertising
Advertising

Pada rapat 31 Juli 2019 itu, ujar Ade, Adrianus Meliala menyatakan Komite Etik tidak dapat menerima dirinya sebagai Guru Besar karena DGB tidak setuju dengan cara berkomunikasinya melalui media sosial. Tulisan-tulisan Ade juga dinilai menimbulkan kontroversi yang memberi beban bagi UI.

Menurut Ade, Komite Etik baru bisa menerimanya di DGB kalau mengubah cara berkomunikasi dan juga delapan kasusnya di kepolisian sudah selesai sampai tuntas. Sementara itu, Ade menyatakan bahwa dirinya berhak bersuara dan tidak akan mengubah gaya komunikasinya di medsos selama ini.

"Saya selalu katakan, lebih baik saya tidak menjadi profesor daripada saya harus berhenti menyuarakan apa yang saya percaya sebagai kebenaran yang harus saya perjuangkan," ujar dia.

Andrianus Meliala enggan memberi keterangan terkait pernyataan Ade Armando tersebut. "Wah jangan tanya saya. Tanya rektor saja," ujar Andrianus saat dihubungi Tempo pada Kamis, 1 Agustus 2019.

Hingga berita ini ditulis, Tempo sedang meminta konfirmasi terkait hal tersebut kepada Rektor UI M. Anis melalui sekretaris pribadinya.

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

1 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

2 hari lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

2 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

4 hari lalu

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

4 hari lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

4 hari lalu

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

4 hari lalu

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

11 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

12 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

12 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya