FGD MPR: Sistem Presidensial Mesti Dipertegas

Minggu, 21 Juli 2019 15:58 WIB

Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Penegasan Sistem Presidensial' kerja sama Badan Pengkajian MPR dengan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unes), di Semarang, Sabtu 20 Juli 2019.

INFO NASIONAL — Sistem Presidensial telah diimplementasikan lama di Indonesia. Ke depan, pascapemilu 2019 sistem Presidensial perlu penegasan dan penguataan sebab masih terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaannya.

Hal tersebut muncul dalam gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Penegasan Sistem Presidensial" kerja sama antara Badan Pengkajian MPR dan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unes), di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 20 Juli 2019. FGD ini dihadiri dan dipimpin Prof. Hendrawan Supratikno (Fraksi PDIP MPR), didampingi Marwan Cik Asan (Fraksi Demokrat MPR), Syarief Abdullah Alkadrie (Fraksi Nasdem MPR), dan Hendro S Yahman (Fraksi PDIP MPR).

Hendrawan mengatakan sistem Presidensial yang kuat akan membawa pemerintahan juga kuat dan dampaknya kinerja akan bagus dan semua kembali kepada rakyat. Penguatan itu bisa melalui amandemen. "Peran MPR dalam penegasan dan penguatan sistem Presidensial sangat penting, yakni melalui amandemen, di situlah penguatan sistem Presidensial terwujud," katanya.

Penguatan sistem Presidensial akan berdampak kepada sinergitas serta check and balances antara eksekutif dan legislatif. "Sekali lagi jika sistem Presidensial tegas dan kuat maka akan berdampak baik buat sistem ketatanegaraan kita," ujarnya.

Syarief Alkadrie juga tegas mengatakan bahwa perlu mempertegas dan memperkuat sistem ketatanegaraan Indonesia dalam hal ini sistem Presidensial. Banyak hal dalam sistem ketatanegaraan Indonesia perlu dikaji kembali dan ditata ulang seperti pemilihan pejabat negara yang semestinya ranah Presiden.

Advertising
Advertising

"Masing-masing elemen seperti eksekutif, legislatif semua memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing ya kembalilah ke ranah tersebut jangan sampai ada tumpang tindih, penguatan sistem ketatanegaraan kita mesti juga ke arah sana," katanya.

Pendapat Hendrawan dan Syarief diamini Marwan Cik Asan yang menegaskan bahwa apapun pada akhirnya berbagai upaya yang MPR ini lakukan dengan berbagai diskusi, mencari informasi, masukan, pemikiran adalah demi memperbaiki sistem ketatanegaraan Indonesia.

"Sebab selama 21 tahun reformasi kita terlalu banyak menghabiskan energi karena ketidakstabilan terutama prapemilu dan saat pemilu bagaimana potensi konflik terjadi. Penguatan sistem ketatanegaraan kita ke depan diharapkan agar ketidakstabilan tergantikan dengan kestabilan yang berdampak baik untuk bangsa dan negara," ujarnya.

Peserta FGD, dari Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Suyahmo, M.Si. menjabarkan bahwa dalam sistem presidensial, presiden semestinya memiliki posisi yang relatif kuat.

"Namun sayang masa jabatan presiden hanya dua periode. Lima tahun dan selanjutnya bisa dipilih lagi jika terpilih lagi. Dengan diberi dua kali masa jabatan, seorang presiden pada periode pertama kerjanya bisa jadi kurang all out. Sebab, dibayangi kepentingan politik untuk bisa terpilih lagi di periode kedua," katanya.

Solusinya ke depan, lanjut Suyahmo, presiden memegang jabatan satu periode saja selama 8-9 tahun sehingga seorang presiden bisa lebih fokus bekerja secara profesional dan maksimal dan tidak berpikir untuk terpilih lagi.

Lalu, dalam konteks checks and balances antara Presiden sebagai eksekutif dan DPR sebagai legislatif secara kuantitatif tidak harus didudukan secara proporsional. Artinya, jumlah anggota DPR sebagai pendukung eksekutif diporsikan lebih banyak daripada jumlah anggota DPR sebagai pengontrol.

"Namun, dengan catatan bahwa kualitas, integritas, kapabilitas eksekutif terandalkan hanya bekerja demi kepentingan rakyat," ujarnya, menegaskan.

Merespons berbagai pemikiran tersebut, Prof. Hendrawan mengungkapkan masukan dan pemikiran para pakar, ahli, dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi dengan berbagai pembahasan termasuk pembahasan tentang sistem Presidensial ini akan dikaji dan akan diserahkan kepada pimpinan dan anggota MPR periode 2019-2024 dalam bentuk rekomendasi untuk ditindaklanjuti.

Gelar kegiatan FGD, dikatakan Hendrawan memang pada tujuannya adalah menghimpun pemikiran dan gagasan-gagasan kritis, inovatif, solutif dan kontributif, bagi MPR secara kelembagaan pada khususnya, serta bagi upaya penataan sistem ketatanegaraan Indonesia.

"Pada intinya, kami sangat apresiasi semua pemikiran-pemikiran yang muncul tentang tema FGD ini. Hasil yang kita bahas sama-sama menghasilkan pemikiran yang bagus luar biasa dan banyak yang ternyata kita satu pemikiran, seperti soal penguatan sistem Presidensial. Karena periode kami 2014-2019 akan berakhir, sebelumnya kami akan berikan dokumen kearifan tentang rekomendasi kami seputar kajian-kajian yang kami lakukan selama periode kami termasuk tentang sistem Presidensial ini, kepada periode selanjutnya," ucapnya. (*)

Berita terkait

Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran

2 hari lalu

Bamsoet Tegaskan SOKSI Siap Dukung Pemerintahan Prabowo - Gibran

Kader SOKSI siap membantu menyukseskan jalannya pemerintahan Prabowo - Gibran agar bisa mewujudkan amanah konstitusi.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

2 hari lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

2 hari lalu

Bamsoet Dorong Optimalisasi Peran Masjid Sebagai Pemberdaya Umat

Bambang Soesatyo mengapresiasi peran Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa yang telah mengoptimalkan peran masjid sebagai pemberdaya umat.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

6 hari lalu

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen bangsa mempererat tali silaturahmi untuk mengukuhkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa saat menghadiri halal bihalal PKS.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

7 hari lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

7 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Gelaran Art Jakarta Gardens 2024

Bambang Soesatyo mengapresiasi terselenggaranya Art Jakarta Gardens 2024 di Hutan Kota, Plataran mulai 23-28 April 2028.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

9 hari lalu

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

9 hari lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

10 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya