4 LSM Gelar Aksi 5 Menit Bela Novel Baswedan di Mabes Polri

Reporter

Andita Rahma

Senin, 15 Juli 2019 18:22 WIB

ICW, LBH Jakarta, Amnesty Internasional Indonesia dan KontraS menggelar aksi teatrikal di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin, 15 Juli 2019 (Andita Rahma)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW), KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan Amnesty Internasional Indonesia menggelar aksi 5 menit teatrikal terkait kasus Novel Baswedan di depan Markas Besar Polri, Jakarta Selatan.

Aksi tersebut mengusung tema 'Melaporkan Kasus Novel Baswedan ke Polisi Tidur'. Melalui aksi ini, mereka mendesak kepolisian agar segera menuntaskan kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Sebenernya gini, polisi tidur itu cerminan bahwa ketika TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) itu selesai dan Polri tidak mengumumkan, kami pesimis dengan kerja-kerja yang dilakukan kepolisian," kata Peneliti ICW Wana Alamsyah, pada Senin, 15 Juli 2019.

Sebagaimana diketahui, Novel diserang orang tak dikenal dengan menggunakan air keras di dekat kediamannya, Jakarta, 11 April 2017. Hingga kini, polisi belum mampu mengungkap tuntas kasus tersebut.

Wana menilai, seharusnya selama dua tahun menangani kasus Novel, Polri sudah bisa menemukan titik baru seperti pelaku penyerangan. "Coba bandingkan dengan kasus Pulau Mas yang hanya 19 jam, polisi dapat menangkap pelakunya. Kenapa di kasus novel ini lebih lambat ditangkapnya?" ucap Wana.

Advertising
Advertising

Saat aksi, masing-masing perwakilan organisasi itu memegang satu poster yang bertuliskan 'Lindungi Pembela Hak Asasi Manusia' dan 'Dua Tahun Novel Baswedan'. Sementara aneka poster lainnya, mereka gelar di jalanan. Namun, aksi ini hanya berjalan selama lima menit. Mereka langsung membubarkan diri. Beberapa jurnalis sempat memotret aksi mereka.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Kebayoran Baru Ajun Komisaris Besar Benny menuturkan, aksi yang digelar oleh Amnesty Internasional Indonesia, LBH Jakarta, ICW, dan KontraS ini tak memiliki izin.

"Belum ada pemberitahuan kepada wilayah. Setiap kegiatan apa pun unjuk rasa, kami kasih tempat di depan Badan Pemelihara Keamanan. Di sana kami siapkan, bukan di tempat lain," ucap Benny di lokasi yang sama.

Meski tak berizin, Benny menampik pihaknya yang membubarkan aksi terkait kasus Novel Baswedan tersebut. "Kami sudah komunikasi, kalau bisa ditunda dulu sampai ada pemberitahuan kepada kita. Kami tidak membubarkan juga. Mereka datang dan pergi sendiri," kata dia.

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

7 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

8 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

21 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

51 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

51 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

52 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

52 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

53 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

54 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya