Kata Setara Soal Edaran Sekolah Negeri Wajib Pakai Seragam Muslim

Selasa, 25 Juni 2019 11:20 WIB

Ilustrasi anak siswa Sekolah Dasar (SD). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Setara Institute Halili mengatakan, munculnya surat edaran yang mewajibkan murid baru di SD Negeri Karangtengah Kabupaten Gunung Kidul menggunakan seragam muslim merupakan cerminan sekolah negeri yang gagal menjaga keberagaman.

Baca juga: Sekolah Negeri Gunungkidul Ralat Kewajiban Seragam Muslim

Ia mengatakan, ralat yang keluar setelah surat edaran itu tersebar luas merupakan alibi dan pembelaan diri dari sekolah setelah protes dari masyarakat sipil. Ralat dari surat edaran yang mengubah dari kewajiban menjadi anjuran dinilai Halili juga tak cukup efektif untuk mengatasi praktek diskriminasi.

“Polanya sama mengubah dari wajib menjadi anjuran. Itu klise dan tidak cukup mengatasi masalah yang terus berulang di Yogyakarta,” kata Halili yang dihubungi Tempo, Selasa, 25 Juni 2019.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta itu mengamati maraknya surat edaran diskriminatif sekolah negeri yang membawa simbol-simbol agama tersebut muncul sejak 2015. Surat edaran serupa menggambarkan ekspresi sekolah yang kontraproduktif dengan semangat keberagaman. Sekolah negeri yang didanai negara, kata dia seharusnya mampu menjadi etalase atau simbol keberagaman.

Advertising
Advertising

Sekolah negeri, kata dia, diperuntukkan bagi siswa-siswi dari berbagai latar belakang agama dan etnis. "Celakanya, pemahaman kepala sekolah, guru, dan orang tua tentang pentingnya menjaga keberagaman dan kesetaraan masih lemah," ujar Halili.

Dia mendesak pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan untuk bersikap tegas terhadap sekolah yang mengeluarkan aturan diskriminatif melalui surat edaran tersebut. Dinas Pendidikan seharusnya berupaya keras melawan berbagai bentuk kebijakan anti-keberagaman yang dituangkan dalam bentuk surat edaran dan aturan lainnya. “Sistemnya harus dibenahi agar tak terulang,” kata Halili.

Ia menambahkan, kewajiban menggunakan seragam Muslim merupakan fenomena penguatan konservatisme di dunia pendidikan. Simbol-simbol keagamaan yang dipakai dalam surat edaran sekolah itu, menurut Halili, menandakan otoritas sekolah tak paham tata kelola sekolah negeri.

Setara Institute pernah membuat riset yang menunjukkan lembaga pendidikan menjadi aktor pelanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan dalam sepuluh tahun terakhir. Menurut Halili, lembaga pendidikan banyak yang bermasalah karena belum mempromosikan kehidupan kegamaan yang berperspektif pada penghormatan Hak Asasi Manusia dan demokrasi.

Baca juga: Hari Pendidikan, 3 Jurus Anies Ciptakan Ekosistem Sekolah di DKI

Halili menyatakan menguatnya konservatisme di lembaga pendidikan, termasuk kewajiban penggunaan seragam sekolah muslim terjadi karena pemerintah daerah tidak punya perspektif yang kuat tentang multikulturalisme dan toleransi. "Yogyakarta yang dikenal sebagai The City of Tolerance mengalami paradoks karena terjadi penguatan intoleransi," ujar dia.

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

1 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

1 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

1 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

1 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

Kapan jadwal pendaftaran sekolah kedinasan pada 2024? Ini penjelasan Kemenpan RB serta syarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar.

Baca Selengkapnya

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

2 hari lalu

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

Berikut ini daftar sekolah kedinasan 2024 yang lulusannya bisa menjadi CPNS dan diberikan uang pensiun. Ada dari Kemenkeu hingga BMKG.

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

2 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

3 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

6 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya