Peluru yang Berotasi ke Kanan dan Skenario Kerusuhan 22 Mei

Reporter

Tempo.co

Selasa, 28 Mei 2019 08:02 WIB

Sisa-sisa kerusuhan di depan Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis pagi, 23 Mei 2019. TEMPO/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan hasil pengujian terhadap proyektil selongsong peluru yang ditemukan ketika kerusuhan 22 Mei menunjukkan bahwa peluru berputar ke arah kanan atau searah jarum jam. Adapun senjata milik polisi selalu memuntahkan peluru ke arah kiri.

Baca: selengkapnya di Majalah Tempo Paket Dalam Tas Raket dan Skenario 22 Mei

“Diduga peluru itu berasal dari senapan buatan Olympic Arms,” kata Moeldoko seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 26 Mei 2019. Olympic merupakan pabrik senjata yang bermarkas di Washington, DC, Amerika Serikat. Mengutip dari situs resmi mereka www.olyarms.com senapan serbu M4 Carbine yang disita kepolisian paling murah dihargai US$ 843 atau 12, 5 juta. “Bukan tipikal senjata polisi kita,” ujar Moeldoko.

Kerusuhan yang terjadi di beberapa titik di Ibu Kota ini terjadi setelah unjuk rasa besar-besaran dilakukan di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu pada Selasa, 21 Mei 2019. Siang itu, ratusan massa yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu. Mereka menyuarakan adanya dugaan kecurangan dalam Pemilu 2019 serta menolak hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma’ruf Amin.

Baca: Hermawan Sulistyo Ungkap Kejanggalan Korban Tewas Aksi 22 Mei

Advertising
Advertising

Unjuk rasa ini baru berakhir selepas Salat Tarawih. Polisi memang memberikan dispensasi kepada pengunjuk rasa sehingga bisa bubar sampai malam. Sekitar pukul 21.00, massa membubarkan diri. Tak ada tanda-tanda bakal ada keributan. Beberapa pengunjuk rasa bahkan terekam berpelukan dengan polisi. Ada juga yang mengajak polisi berswafoto.

Setengah jam kemudian kondisi berubah. Seratusan orang ujug-ujug datang dari arah Pasar Tanah Abang, massa yang dikenal ini memprovokasi polisi, melempari mereka dengan batu yang berukuran lebih besar dari kepala tangan orang dewasa. Bahkan, ada yang melemparkan bom molotov ke arah polisi.

Yang terjadi kemudian, kerusuhan pecah di sejumlah titik di Jakarta. Di Petamburan, kelompok massa tak dikenal membakar belasan mobil di Asrama Brimob. Di kawasan Slipi Kemanggisan, massa juga membakar bus polisi. Kerusuhan baru bisa diredam Kamis, 23 Mei 2019 pagi.

Sudah jauh-jauh hari, Polisi dan pemerintah sebenarnya sudah mencium gelagat untuk menunggangi unjuk rasa pada 22 Mei. Menurut Moeldoko, pemerintah mencoba menggagalkan upaya kelompok tersebut. Ditanya siapa kelompok yang dimaksud, Moeldoko mengaku tak bisa membeberkannya karena alasan keamanan. “Kelompok tertentu yang terlatih,” ujar Moeldoko memberikan petunjuk, seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 20-26 Mei 2019.

Baca: Pemuda Kampung Bali Saat Tahu Kerusuhan 22 Mei Didanai

Dia menyebut, pada prinsipnya pemerintah tidak keberatan akan aksi massa 22 Mei tersebut. Namun, ujar dia, ada kekhawatiran bahwa sekelompok teroris akan meledakkan bom. "Ada keinginan dari mereka untuk menyempurnakan jihadnya, apalagi di bulan Ramadan. Memang banyak terduga teroris yang diringkus polisi meskipun belum bisa dipastikan semua sudah terjaring. Yang jelas, polisi sudah berusaha mengamputasi kelompok itu," ujar Moeldoko.

Nyatanya tetap saja ada korban yang jatuh pada aksi 22 Mei itu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan ada satu jenazah dari delapan korban meninggal dalam insiden kerusuhan 22 Mei yang diduga tewas ditembak. “Terkena peluru tajam,” kata Dedi. Padahal, kata Dedi, polisi sama sekali tak menggunakan peluru tajam.Polisi pun masih menyelidiki siapa pemegang senjata tersebut.

Yang jelas beberapa hari sebelum unjuk rasa 22 Mei dihelat, polisi memang menangkap beberapa orang karena dugaan kepemilikan senjata ilegal. Kepala Polri atau Kapolri Jenderal Tito Karnavian menunjukkan senapan laras panjang yang diduga akan dipakai untuk membuat rusuh aksi 22 Mei 2019. Senjata yang ia tunjukkan adalah senapan laras panjang tipe M4.

Baca: Hoax Brimob Cina, Intan Aletrino: Uda Awak Iko Urang Minang

"Ini senapan panjang jenis M4," kata Tito di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Dia mengucapkan hal itu sambil menunjukan senapan serbu standar militer Amerika Serikat itu.

Senapan serbu yang ditunjukkan Tito dilengkapi dengan peredam suara. Senapan itu juga tak memiliki pisir, sehingga dapat dipasangi teleskop. Walhasil, senjata itu dapat berfungsi sebagai senapan runduk alias sniper yang tidak menimbulkan suara bising bila ditembakkan.

Tito menjelaskan senjata itu rencananya akan digunakan untuk menyerang bukan saja aparat, tapi juga peserta demo. Dengan tewasnya peserta demo, Tito mengatakan kelompok ini ingin menciptakan tumbal alias martir.

Dia mengatakan kelompok ini akan membuat seolah-olah pelaku penembakan adalah aparat. "Nanti seolah-olah yang melakukan dari aparat sehingga timbul kemarahan publik sebagai pembenaran langkah-langkah mereka berikutnya," kata dia.

Baca: 15 Catatan Koalisi Masyarakat Sipil terhadap Kerusuhan 21-23 Mei

Tito mengatakan polisi tidak hanya menyita senjata laras panjang. Dalam penangkapan terhadap 3 orang pada 21 Mei 2019, kepolisian juga menyita setidaknya dua pucuk pistol dan 60 amunisi. Menurut pengakuan pelaku, kata dia, senjata itu juga akan digunakan pada 22 Mei. Kelompok ini, kata dia, juga berencana menciptakan tumbal untuk membuat publik marah terhadap aparat. "Kami mendapat informasi masih ada senjata lain yang beredar," katanya.






Berita terkait

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

23 jam lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

1 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

2 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

4 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

4 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

5 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

5 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

5 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

9 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

9 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya