Pemerintah Larang Penayangan Film “Fitna” di Indonesia

Reporter

Editor

Senin, 31 Maret 2008 21:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah secara resmi melarang penanyangan film berjudul “Fitna”, yang dibuat oleh politikus haluan kanan Belanda, Geerts Wilder."Karena hanya akan menimbulkan perpecahan di antara kita," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers di kantornya, Senin (31/3) malam. Presiden juga meminta penyedia internet untuk tidak menayangkan film Fitna dalam situs mereka. Permintaan Presiden ini disampaikan melalui Menteri Komunikasi dan Informasi M. Nuh. Media internasional juga diharapkan untuk tidak menayangkan film berdurasi 17 menit ini. "Karena akan mengganggu hubungan antarumat beragama dan harmoni antarperadaban pada tingkat global," ujar Presiden. Selain melarang penayangan film di Indonesia, Presiden juga mengimbau pemerintah dan parlemen Belanda untuk menghentikan penayangan film itu. Pemerintah, melalui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Mattalatta, juga mencekal kujungan Wilder apabila ia ingin berkunjung ke Indonesia. Setelah mengumumkan posisi dan langkah resmi pemerintah Indonesia, Presiden mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Perdana Menteri dan pemerintah Belanda yang mencegah penanyangan film tentang agama Islam ini. "Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Belanda dan warga negara Belanda yang menolak dengan tegas kehadiran film tersebut," ujar Presiden. Presiden juga mengucapkan penghargaan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon yang telah mengecam film Fitna dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Wilder tidak ada hubungannya dengan kebesasan berpendapat. Presiden berterima kasih kepada semua tokoh agama di Indonesia yang menolak kehadiran film itu. Usia konferensi pers, Menteri Nuh menyatakan bahwa ia akan menulis surat secara resmi kepada penyedia internet untuk menarik film Fitna dari websitenya. "Besok suratnya dikirim ke you-tube," ujar Nuh. Presiden melaksanakan konferensi pers malam ini setelah melakukan rapat dengan beberapa menteri. Saat konferensi pers, beberapa menteri turut mendampingi, antara lain Menteri Nuh, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, dan Kepala Kepolisian Jendral Sutanto. Fanny Febiana

Berita terkait

Hong Kong Siapkan Aturan Sensor Film Baru Dengan Dalih Keamanan Nasional

24 Agustus 2021

Hong Kong Siapkan Aturan Sensor Film Baru Dengan Dalih Keamanan Nasional

Pemerintah Hong Kong bersiap memperkuat dan melengkapi UU Keamanan Nasionalnya dengan aturan baru soal sensor film.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Gunakan UU Keamanan Nasional untuk Sensor Film

12 Juni 2021

Hong Kong Gunakan UU Keamanan Nasional untuk Sensor Film

Pemerintah Hong Kong mengeluarkan kebijakan baru perihal sensor film yang mengacu pada UU Keamanan Nasional. Pekerja film khawatir.

Baca Selengkapnya

Cina Sensor Adegan LGBT di Film Bohemian Rhapsody

30 Maret 2019

Cina Sensor Adegan LGBT di Film Bohemian Rhapsody

Rasanya seluruh film Bohemian Rhapsody ini seakan-akan telah terpotong, padahal kenyataannya hanya memotong tiga menit.

Baca Selengkapnya

Daftar Penerima Anugerah lembaga Sensor Film 2018

20 Oktober 2018

Daftar Penerima Anugerah lembaga Sensor Film 2018

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 kembali digelar di tahun ini

Baca Selengkapnya

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 Digelar, Fokus Sensor Mandiri

19 Oktober 2018

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 Digelar, Fokus Sensor Mandiri

Lembaga Sensor Film kembali menggelar malam penganugerahan kepada sejumlah film, sinetron yang memenuhi persyaratan terutama sensor mandiri.

Baca Selengkapnya

Kebebasan Artistik, Film Paling Banyak Alami Ancaman

5 Mei 2017

Kebebasan Artistik, Film Paling Banyak Alami Ancaman

Para seniman di seluruh dunia masih belum bebas berekspresi
dengan karyanya. Masih jadi tantangan

Baca Selengkapnya

Duh, Pakistan Larang Pemutaran Film Terbaru Shah Rukh Khan  

8 Februari 2017

Duh, Pakistan Larang Pemutaran Film Terbaru Shah Rukh Khan  

Salah satu alasan pelarangan karena film Raees menampilkan "muslim sebagai penjahat dan teroris".

Baca Selengkapnya

AJI Kecam Aparat Tak Lindungi Pemutaran Film Pulau Buru  

17 Maret 2016

AJI Kecam Aparat Tak Lindungi Pemutaran Film Pulau Buru  

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam sikap Kepolisian Sektor Menteng, Jakarta Pusat, yang enggan menjamin keamanan pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta.

Baca Selengkapnya

Lembaga Sensor Film Bukan Lagi Jagal Film  

16 Maret 2016

Lembaga Sensor Film Bukan Lagi Jagal Film  

Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Ahmad Yani Basuki mengatakan LSF bukan lagi "jagal film" karena proses penyensoran melibatkan diskusi dengan sineas.

Baca Selengkapnya

Persoalan Film Indonesia: Antara Slamet Rahardjo dan Ang Lee  

16 Februari 2016

Persoalan Film Indonesia: Antara Slamet Rahardjo dan Ang Lee  

Mulai sensor, tata edar, hingga keseluruhan Undang-Undang Perfilman.

Baca Selengkapnya