Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa para buruh saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Tenis Indor, Senayan, Jakarta, Rabu 1 Mei 2019. Hari buruh yang dihadiri sekitar 50.000 buruh. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta-Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, membandingkan aturan dalam berdemokrasi dengan permainan sepak bola di tingkat kampung.
Menurut Prabowo orang yang ingin main sepak bola di tingkat kampung memiliki aturan. Misalnya, jumlah pemain 11 orang tidak boleh memegang bola. Begitu juga kalau bola offside pun ada aturannya. Selain itu, hakim garis atau wasit juga harus jujur.
"Kalau aturan main tidak dipatuhi, biasanya...biasanya...biasanya enggak mau diakui hasil pertandingan itu. Betul enggak? Itu sepakbola tingkat kecamatan, tingkat kampung," kata Prabowo dalam orasinya pada peringatan Hari Buruh di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu, 1 Mei 2019.
Prabowo kemudian menyandingkan anak-anak di kampung dengan jutaan rakyat Indonesia. "Saudara-saudara sekalian, anak-anak kita saja di kampung-kampung tidak mau dicurangi, masak 260 juta rakyat Indonesia mau dicurangi." Prabowo mengatakan bahwa demokrasi membutuhkan sikap patuh terhadap aturan main.
Mengenai kecurangan pemilu, kubu Prabowo-Sandi belakangan terus menggaungkan istilah TSMB. Mereka menduga ada kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, masif, dan brutal sebelum pencoblosan, saat pencoblosan, hingga pascapencoblosan Pemilu 2019.