Ironi Warga Perbatasan: Garuda di Dada, Harimau di Perut

Rabu, 10 April 2019 17:28 WIB

Kecamatan Krayan dari ketinggian bukit Yuvai Semaring.|Tempo| Ninis Chairunissa

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Krayan yang tinggal di perbatasan Indonesia dan Malaysia punya satire yang akrab untuk mereka: "Di dada ada Garuda, di perut ada Harimau."

Baca juga: Soal Jalur Tikus di Perbatasan, Wiranto: Banyak Wilayah Ompong

Satire ini muncul karena sebagai warga perbatasan, mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan dari negeri Jiran itu ketimbang dari Indonesia.

"Faktanya seperti itu, kami orang Indonesia tapi perut kami diisi oleh (produk) Malaysia,"
kata Wakil Ketua Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT) Yulius Yagung di Long Bawan, Krayan, Jumat, 5 April 2019.

Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan merupakan daerah terluar Indonesia di Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Wilayah ini masih dikelilingi pegunungan dan hutan yang masih rindang. Dari Ibu Kota kabupaten, daerah ini hanya bisa dicapai dengan pesawat perintis. Jalan darat belum terbuka sepenuhnya.

Advertising
Advertising

Produk-produk Malaysia yang dijual di toko di Long Bawan, Krayan, Kaltara, Jumat, 5 April 2019.|Tempo| Ninis Chairunissa

Sulitnya akses itu membuat warga Krayan tak bisa mendapatkan produk kebutuhan sehari-hari dari negeri sendiri. Mereka lebih mudah dan murah mendapatkan produk dari negara tetangga Malaysia. Salah satunya lewat jalur perdagangan darat Long Midang, yang kelak akan dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

Di desa Long Bawan salah satunya. Di sini, warung yang menjual kebutuhan sehari-hari rata-rata menyediakan produk Malaysia. Mulai dari susu, mi instan, bumbu masakan instan, cemilan hingga peralatan sanitasi. "Bahan bangunan juga kami dapat dari Malaysia," kata Yulius.

Bahkan sampai urusan kendaraan roda empat. Hampir semua mobil yang dimiliki warga Krayan berpelat Malaysia. Beberapa diantaranya ada yang tanpa pelat nomor. "Kalau kendaraan roda dua masih bisa masuk ke sini," kata Yulius.

Meski begitu, mantan kepala adat besar Krayan, Yagung Bangau menyebut warga Krayan tetap setia terhadap NKRI. Apalagi mereka telah hidup di tanah itu sebelum NKRI lahir. "Bagaimana mungkin kami tidak setia pada tanah yang kami pijak sejak lama," kata dia.

Krayan didominasi oleh masyarakat adat Dayak Lundayeh yang sudah masuk sekitar 300 tahun lalu. Mereka masih memegang teguh dan menjalankan adat istiadat yang diturunkan nenek moyang. Meski begitu, Yagung mengatakan warga menghargai aturan pemerintah Indonesia. "Di sini, adat, aturan pemerintah dan agama bisa tetap berjalan bersama," ujarnya.

Sebagai bagian dari Indonesia yang berada di garis terdepan, kata Yagung, mereka mengharapkan ada perhatian serius yang diberikan oleh pemerintah. "Mereka sendiri (pemerintah) yang menyebut kami adalah beranda depan Indonesia," ujarnya. Karena itu, menurut dia, sudah selayaknya pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur dilakukan di wilayah ini.

Baca juga: 256 Puskesmas Dibangun di Daerah Perbatasan sepanjang 2018

Yagung mengatakan mereka tak memungkiri bahwa sedikit demi sedikit, program pembangunan dari pemerintah mulai masuk. Salah satunya adalah pembangunan jalan dari Long Midang ke Malinau sepanjang 200 kilometer. Pembangunan itu belum sepenuhnya selesai, tapi setidaknya masyarakat sudah bisa merasakan jalan aspal yang mulus meski baru beberapa kilometer. Jalan aspal yang membentang dantara Long Midang dan Long Bawan itu adalah jalan aspal pertama di Krayan.

Sebagian warga Krayan di 89 desa juga sudah bisa menikmati listrik berkat adanya Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Namun masih ada juga warga di sejumlah desa yang belum teraliri listrik sama sekali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan pada 2016, baru 24 desa di Krayan yang sudah mendapat aliran listrik.

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengungkapkan pihaknya memang memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Krayan. Sebab hal tersebut merupakan kunci untuk membangun daerah tertinggal tersebut.

Ia mengaku terus menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat agar infrastruktur jalan dan kelistrikan bisa terus berjalan di provinsi yang baru berusia 7 tahun itu. Kebanyakan anggaran infrastruktur di Kaltara berasal dari pendanaan APBN. "Pembangunan infrastruktur harus didorong," kata dia.

Untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari warga perbatasan, pemerintah provinsi juga sedang membangun Toko Indonesia. Toko itu akan menjual beragam produk kebutuhan masyarakat sehari-hari dengan harga lebih murah dari produk Malaysia. Tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan toko di Long Bawan tersebut akan rampung dan akan mampu menekan disparitas harga kebutuhan pokok di daerah perbatasan.

Berita terkait

Israel Gempur Lebanon dan Gaza saat Netanyahu Kunjungi Perbatasan Utara

17 jam lalu

Israel Gempur Lebanon dan Gaza saat Netanyahu Kunjungi Perbatasan Utara

Israel pada Ahad menggempur Lebanon dan Gaza ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi perbatasan utara negaranya.

Baca Selengkapnya

Empat Warga Thailand Tewas akibat Serangan Roket di Perbatasan Israel-Lebanon

3 hari lalu

Empat Warga Thailand Tewas akibat Serangan Roket di Perbatasan Israel-Lebanon

Empat warga negara Thailand tewas di perbatasan Israel-Lebanon akibat serangan roket.

Baca Selengkapnya

Ini Negara-Negara yang Berbatasan dengan Indonesia

6 hari lalu

Ini Negara-Negara yang Berbatasan dengan Indonesia

Berikut ini negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Ada Malaysia, Papua Nugini, hingga Timor Leste.

Baca Selengkapnya

21 Warga Ukraina Luka-luka Akibat Serangan Udara Rusia

7 hari lalu

21 Warga Ukraina Luka-luka Akibat Serangan Udara Rusia

Sebanyak 21 warga Ukraina luka-luka akibat serangan Rusia. Serangan itu menyasar dua kota, yakni Kharkiv dan Chuhuiv

Baca Selengkapnya

PNM Beri Pelatihan Keuangan untuk UMKM di Perbatasan Indonesia-Malaysia

14 hari lalu

PNM Beri Pelatihan Keuangan untuk UMKM di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Pelatihan keuangan yang digelar PNM Cabang Tarakan masuk dalam program Mba Maya, singkatan dari Merdeka dan Berdaya. Bertujuan meningkatkan daya saing serta ketahanan UMKM.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, Pernah Menjadi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Utara

15 hari lalu

Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, Pernah Menjadi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Utara

Teguh Setyabudi menggantikan Heru Budi jadi Pj Gubernur Jakarta. Pernah menjadi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Dua Produk UMKM Kalimantan Utara Raih Penghargaan di IEC 2024

16 hari lalu

Dua Produk UMKM Kalimantan Utara Raih Penghargaan di IEC 2024

Penghargaan yang diraih PT. Taraban dan Regan Coklat membuktikan peran pemerintah baik pusat dan daerah memperoleh hasil yang diharapkan.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

20 hari lalu

Korea Utara Ledakkan Jalan Perbatasan dengan Korea Selatan

Korea Utara telah meledakkan beberapa ruas jalan dan jalur kereta api di sisi perbatasan yang dijaga ketat kedua negara

Baca Selengkapnya

Warga Lebanon Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman

23 hari lalu

Warga Lebanon Sebut Tak Ada Lagi Tempat Aman

Israel telah meningkatkan operasi militernya di Lebanon, yang sebagian besar menyasar area yang dihuni umat Muslim syiah

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kecam Penghancuran Jalan dan Rel Kereta oleh Korea Utara di Perbatasan

25 hari lalu

Korea Selatan Kecam Penghancuran Jalan dan Rel Kereta oleh Korea Utara di Perbatasan

Korea Selatan mengecam dengan keras tindakan militer Korea Utara yang memutus semua jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan

Baca Selengkapnya