Kesaksian Orang Dekat Prabowo, Penumpang Pesawat Gagal Terbang
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Endri Kurniawati
Jumat, 5 April 2019 09:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat yang ditumpangi calon presiden 02 Prabowo Subianto gagal terbang (abort to take off) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 1 April 2019. Menurut mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia Letnan Jenderal (Purn,) Johannes Suryo Prabowo dalam cuitannya di Twitter, abort to take off itu terjadi lantaran ada tiga jet tempur berada di ujung landasan pacu atau runway.
"Info, saat akan menuju Purwokerto (1/4) pesawat yang ditumpangi @prabowo aborted to take off karena saat akan take off di ujung runway melintas 3 jet tempur. Pengaduan resmi dan CVR akan disampaikan resmi," cuit Suryo melalui akun Twitternya, @marierteman pada Rabu, 3 April 2019.
Baca: Kronologi Polemik Prabowo Gagal Terbang Vs Penjelasan TNI AU
Namun, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Novyan Samyoga membantah. Samyoga mengatakan pesawat Prabowo batal mengudara lantaran ada pesawat lain, yakni CN235, yang belum berbelok. "Jadi abort-nya 9HNYC karena masalah safety dan tidak ada masalah sama sekali dengan Sukhoi," kata Samyoga dalam keterangan tertulis kemarin, Kamis, 4 April 2019.
Samyoga juga mengatakan abort to take off dilakukan oleh petugas senior Air Traffic Control. Kata dia, yang sebelumnya memperbolehkan pesawat Prabowo bersiap take off adalah petugas ATC junior.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono yang dekat dengan Prabowo menyatakan kesaksian yang agak berbeda. Sugiono bersama Prabowo di pesawat itu saat kejadian. Pada pemilihan presiden 2014, Prabowo menyebut lulusan kampus militer Norwich University di Amerika Serikat ini sebagai salah satu Ksatria Jedi-nya.
Baca: TNI AU Bantah Cuitan Jet Tempur Halangi Pesawat Prabowo
Dalam kesaksiannya, Direktur Kampanye sekaligus Penghubung Calon Presiden Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno ini tak menyebut jet tempur seperti cuitan Johannes Suryo Prabowo.
Berikut kesaksian lengkap Sugiono:
Pada tanggal 1 April yang lalu saya berkesempatan mendampingi Pak Prabowo dalam rangkaian kunjungan kampanye beliau di Purwokerto dan Tegal. Dalam perjalanan kali itu kami berangkat dalam rombongan kecil. Pak Prabowo didampingi oleh asprinya (asisten pribadi) Dhani (Wirianata), saya sendiri, beberapa ajudan dan pengawal pribadi beliau.
Pagi itu rasanya traffic bandara Halim tidak seramai hari-hari lain. Biasanya sebelum take off, kami harus menunggu beberapa lama, mulai dari beberapa belas menit sampai satu jam, untuk mendapatkan giliran take off. Pagi itu pesawat Pak Prabowo langsung bisa bergerak menuju ke ujung landasan pacu untuk lepas landas tanpa antrean di depannya.
Saya tidak begitu mengerti proses persiapan sebelum lepas landas. Yang saya tahu saat pesawat mulai bergerak di landasan pacu dan menambah kecepatannya maka hal itu artinya semua persiapan lepas landas sudah selesai termasuk clearance dari menara pengawas lalu lintas udara.
Namun, tidak pada pagi itu. Pesawat kami mulai bergerak dan berakselerasi di landasan pacu. Saya masih berbincang dengan Pak Prabowo saat pesawat mulai bergerak dan mempercepat lajunya. Namun tiba-tiba, alih-alih mengudara, pesawat beliau mengerem lajunya dan akhirnya berhenti lalu berbalik kembali ke arah pangkal landasan pacu.
Saya dan Pak Prabowo saling berpandangan. Karena saya belum pernah mengalami hal tersebut saya bertanya apakah beliau pernah mengalaminya? Dalam pikiran saya mesin pesawat kami mengalami gangguan teknis atau sejenisnya. Beliau tidak menjawab dan hanya memandang saya. Tidak lama, pramugari kami datang menghampiri dan meminta maaf karena kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa tiba-tiba ada pesawat lain yang melintas di atas. WTF??
Simak: Eks KASUM Mencuit, TNI AU Merinci Jadwal Terbang Pesawat Prabowo
Saya ingin bertanya. Apakah mungkin seorang petugas ATC sebegitu cerobohnya meng-clear-kan sebuah pesawat untuk tinggal landas sementara saat pesawat itu berada di tengah-tengah runway tiba-tiba ada pesawat lain yang melintas di atasnya. Bukankah ini sangat berbahaya? Mungkin di negara-negara lain petugas tersebut saat ini sudah mendekam di balik penjara. Apa yang terjadi jika pilot kami tidak segera mengambil keputusan untuk membatalkan take off-nya? Pesawat kami bisa saja bertabrakan dengan pesawat yang sedang melintas tersebut. Tidak terbayang apa yang bisa terjadi.
Saya bersyukur kepada Allah bahwa kami terlepas dari kemungkinan terburuk yang bisa menimpa kami. Berterima kasih kepada pilot kami yang bisa segera mengambil keputusan yang tepat sehingga semuanya bisa selamat dan penerbangan bisa kami teruskan. Saya juga mengajak semua sahabatku untuk selalu mendoakan Pak Prabowo agar beliau selalu sehat dan selamat untuk bisa membawa kita semua menuju Indonesia Menang.
Perjalananmu memang panjang dan berliku, Jenderal. Dirimu berjuang dalam jalan kebenaran dan Tuhan Yang Maha Kuasa selalu berada di pihak yang benar.