Satu Persatu Mereka Meninggalkan Giri Bangun

Reporter

Editor

Senin, 28 Januari 2008 19:59 WIB

TEMPO Interaktif, Karanganyar: Roda Toyota Alphard yang baru saja menggelinding turun membawa rombongan putra-putri Soeharto dari Astana Giribangun seperti menjadi aba-aba tumpahnya air dari langit. Hujan deras disertai hembusan angin menutup prosesi pemakaman mantan penguasa orde baru itu.Satu persatu orang terdekat Soeharto meninggalkan cungkup Argosari melalui dua pintu gerbang. Ari Sigit, cucu Soeharto, merupakan kerabat terdekat Cendana yang terlihat keluar paling awal. Dia mengantarkan sahabat kakeknya, Mahatir Muhamad meninggalkan pusara. Ari melepaskan kepulangan Mahatir ke dalam mobilnya.Mahathir yang datang terlambat ketika upacara pemakamn sudah usai justru yang terlihat sedih. Matanya berkaca-kaca. Ucapannya yang ditunggu wartawan pun tak tuntas keluar dari kerongkongan. Dia mengaku sedih karena kehilangan seorang sahabat. "Dia adalah............," katanya tertahan sebelum mampu meneruskan kalimat menjadi "Dia berjasa dalam membangun dan menjayakan ASEAN,"Tak lama berselang, Tommy Soeharto yang keluar. Wajahnya menampakkan rasa lelah meski dia berusaha tersenyum. Wartawan pun mengerubungi untuk sekedar mendapatkan sepatah dua patah kata dari mulutnya. "Kami sedang berduka," katanya mengelak.Kendaraan Tommy menderu meninggalkan Giribangun. Tiga kakaknya, Siti Hutami Endang Adiningsih alias Mamik dan Siti Hediati Hariyadi alias Titik Soeharto serta Bambang Triatmodjo secara bergiliran turun. Melalui pintu belakang mereka langsung dikelilingi belasan anggota Kopassus. Tak ada yang bisa mendekat. Di balik kerudung hitam, wajah mereka kelihatan sembab.Hujan deras itu baru reda sejam kemudian. Dari tempat itu, di areal parkir bagian bawah, masyarakat berebut secuil rejeki. Seribuan karangan bunga duka cita mereka preteli. Mereka berharap bisa mendapat bunga atau sekadar kardusnya saja. "Kardusnya dikilokan," kata Supari, salah satu warga yang mengumpulkan kardus.Pemulung barang bekas, terutama botol minuman bergerak cepat. Menjumputi botol plastik dan berharap karung mereka segera penuh. Mereka yang memiliki sepeda motor pun langsung tancap gas naik ke areal parkir terdekat menjemput penumpang yang tak kebagian mobil penjemput. Parno, warga Macanan, Kebak Kramat, Karanganyar menunggui seorang menteri yang sebelumnya dia antarkan karena terjebak macet. "Lumayan, tidak sampai sehari dapat seratus ribu rupiah lebih," kata lelaki yang sehari-hari menjadi buruh pabrik plastik ini. imron rosyid

Berita terkait

52 Tahun RSPP, Soeharto Meresmikan dan Meninggal di Sana

6 Januari 2024

52 Tahun RSPP, Soeharto Meresmikan dan Meninggal di Sana

Tepat 52 tahun lalu, Soeharto meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertamina. Di RSPP ini Soeharto meninggal.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut Bank Mandiri Robby Djohan Meninggal  

13 Mei 2016

Mantan Dirut Bank Mandiri Robby Djohan Meninggal  

Robby Djohan pernah bekerja di Citibank, Bank Niaga, dan menjadi direktur utama di Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

8 Tahun Soeharto Wafat, Ini Sosoknya di Mata Wapres Kalla  

27 Januari 2016

8 Tahun Soeharto Wafat, Ini Sosoknya di Mata Wapres Kalla  

Menurut Kalla, zaman dulu otoriter.

Baca Selengkapnya

Tommy Senang Masyarakat Rindu Soeharto  

8 Juni 2011

Tommy Senang Masyarakat Rindu Soeharto  

"Syukur alhamdulillah, akhirnya masyarakat menyadari keadaan sekarang ini," kata Tommy Soeharto

Baca Selengkapnya

Soeharto Ternyata Pengin Lengser Sejak 1993

27 Januari 2011

Soeharto Ternyata Pengin Lengser Sejak 1993

"Pak Harto bilang, saya juga capek. Ibu Tien minta berkali-kali saya juga lengser keprabon. Saya juga merasa sudah waktunya mengundurkan diri" kata Emil menirukan kalimat Soeharto kepadanya.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Orde Baru Peringati Haul Soeharto Ke-3

27 Januari 2011

Eks Menteri Orde Baru Peringati Haul Soeharto Ke-3

Menurut mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono, acara sederhana di tahun ke-3 ini akan menonjolkan sisi kemanusiaan Soeharto.

Baca Selengkapnya

Lima Anak Soeharto Duduk di Depan Makam

22 Oktober 2010

Lima Anak Soeharto Duduk di Depan Makam

Keluarga dekat Soeharto berkumpul di Argosari.

Baca Selengkapnya

Tutut Beri Sambutan Wakili Keluarga

22 Oktober 2010

Tutut Beri Sambutan Wakili Keluarga

"Itu membuktikan kecintaan masyarakat kepada ayah ibu kami," kata Tutut.

Baca Selengkapnya

Seluruh Keluarga Soeharto Berkumpul di Astana Giribangun Pagi ini

22 Oktober 2010

Seluruh Keluarga Soeharto Berkumpul di Astana Giribangun Pagi ini

Sekitar 300 orang anggota keluarga eks Presiden Soeharto Jumat (22/10) memadati Astana Giribangun di Karanganyar, Jawa Tengah. Selain mengelar doa, juga melakukan pemasangan nisan sebagai puncak rangkaian peringatan 1000 hari wafatnya Soeharto.

Baca Selengkapnya

Quraish Shihab Akan Pimpin Doa di Astana Giribangun

22 Oktober 2010

Quraish Shihab Akan Pimpin Doa di Astana Giribangun

Pemasangan nisan diwakili oleh Sigit Harjojudanto dan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.

Baca Selengkapnya