AJI Bandarlampung Soroti Kekerasan pada Wartawan dan Independensi

Reporter

Antara

Kamis, 3 Januari 2019 11:00 WIB

Ilustrasi wartawan televisi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Bandarlampung- Angka kasus kekerasan yang dialami wartawan di wilayah Lampung selama 2018 stagnan, alias sama, dengan tahun sebelumnya. Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan mengatakan terduga pelaku kekerasan itu didominasi oknum aparatur sipil negara atau ASN.

Pernyataan itu disampaikan di Bandarlampung, Kamis, 3 Januari 2019. Menurut Padli bentuk-bentuk kekerasan itu mulai dari pelarangan meliput, pengusiran, kekerasan fisik dan verbal, hingga perampasan alat kerja. Tercatat terjadi lima kasus kekerasan terhadap wartawan selama tahun 2018.

Dari lima kasus kekerasan pada 2018 itu, kata padli, empat kasus melibatkan ASN dan satu kasus melibatkan oknum aparat keamanan. AJI Bandarlampung menyesalkan beberapa kasus kekerasan terhadap wartawan yang berakhir damai tanpa ada penanganan yang tegas terhadap pelaku. “Seharusnya pelaku kekerasan diberi sanksi, seperti peringatan keras hingga diproses hukum oleh pejabat di atasnya agar muncul efek jera,” kata Padli.

Selain menyampaikan catatan kekerasan yang dialami wartawan, AJI Bandarlampung juga mengajak para jurnalis melakukan evaluasi terkait penerapan kode etik jurnalistik dan profesionalisme. Pasalnya beberapa kasus kekerasan terhadap wartawan dipicu oleh ketidakprofesionalan jurnalis.

“Misalnya, seperti membuat berita tidak berimbang dan tanpa upaya keras melakukan konfirmasi kepada narasumber yang diperlukan,” kata Padli.

AJI Bandarlampung, kata Padli, juga menyoroti praktik ganda yang dilakukan media terhadap para wartawan. Ada media cetak dan siber yang menugaskan wartawannya melakukan penagihan uang iklan, advertorial, hingga langganan koran. Beberapa kasus kekerasan terhadap jurnalis itu terjadi saat mereka melakukan aktivitas non- jurnalistik tersebut.

"Menugaskan wartawan di luar aktivitas jurnalistiknya, seperti menagih uang perusahaan, bertolak belakang dengan prinsip firewall atau pagar api. Ruang redaksi harus dipisahkan dengan bisnis, sehingga bisa mempertahankan independensinya dari berbagai kepentingan," kata Padli.

Padli meanti-wanti, independensi ruang redaksi harus dijaga, sehingga produk jurnalistik yang dihasilkan dipercaya publik. “Independensi adalah ruh jurnalisme agar pers bisa semakin meneguhkan keberadaannya sebagai penghasil informasi yang kredibel dan layak dipercaya kebenarannya.”

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

1 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

2 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

10 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

26 hari lalu

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

PWI Pusat melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di 10 provinsi dengan dana dukungan Rp 6 miliar untuk periode Desember 2023 hingga Januari 2024.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

31 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

36 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

36 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

59 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya