Kaleidoskop 2018: 10 Tokoh yang Menyita Perhatian di Tanah Air

Jumat, 28 Desember 2018 07:04 WIB

Calon presiden Prabowo Subianto (duduk kiri) berbincang dengan capres inkumben Jokowi disaksikan Ma'ruf Amin (kanan) dan Sandiaga Uno saat pengambilan nomor urut capres di gedung KPU, Jakarta, Jumat, 21 September 2018. Calon presiden inkumben Jokowi, yang berpasangan dengan calon wakil presiden Ma'ruf Amin, atau Jokowi - Ma'ruf, mendapat nomor urut 1. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh di Tanah Air menyedot perhatian publik karena keterkaitannya dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama tahun 2018. Selain itu, ada pula beberapa tokoh yang menjadi perbincangan masyarakat karena pernyataannya menuai kontroversi. Jokowi merupakan salah satu tokoh yang banyak menjadi sorotan dalam Kaleidoskop 2018. Berikut 10 tokoh yang menyita perhatian di Tanah Air selama 2018.


1. Jokowi

Google Search Indonesia mencatat Jokowi nama panggilan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu tokoh yang paling banyak dicari sepanjang tahun 2018. Tak hanya popular di Tanah Air, Jokowi juga dikenal di internasional.

Baca: Jokowi VS Prabowo: Daftar Televisi dan Materi Debat Capres

Awal tahun ini, Jokowi mengunjungi Afganistan yang tengah menghadapi konflik. Saat berada di sana, Presiden RI ini menolak memakai rompi antipeluru. Dari foto viral, Jokowi diketahui sempat menjadi imam salat Presiden Afganistan Ashraf Ghani sewaktu berada di sana. Soal foto viral itu, Jokowi sempat berujar hal itu tak perlu dibesar-besarkan. “Kami ingin jamak takdim melanjutkan Ashar, saya maju (menjadi imam). Ya biasa, lah. Apa sih yang diramaikan?," ujarnya ketika itu.

Saat pembukaan Asian Games 2018, Jokowi membuat banyak orang terkejut dengan aksinya. Sebelum muncul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ia lebih dulu muncul dalam rekaman video, tengah menaiki sepeda motor melewati kemacetan jalan dari Istana Bogor tanpa pengawalan. Aksinya itu lantas menjadi perbincangan publik.

Maju kembali sebagai calon presiden inkumben pada pemilihan presiden 2019, Jokowi beberapa kali melontarkan istilah-istilah tak biasa, seperti politikus sontoloyo dan politik genderuwo. Pernyataan yang dilontarkannya pun menjadi ramai karena ditanggapi banyak pihak.

Advertising
Advertising

2. Prabowo Subianto

Ketua Umum Partai Gerindra ini kembali maju sebagai calon presiden 2019. Sebelumnya, saat berpasangan dengan Hatta Rajasa pada pilpres 2014, ia kalah dengan 46,84 persen, sedangkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menang dengan 53,12 persen suara. Keputusannya maju sebagai capres membuat Prabowo ramai diperbincangkan di tahun ini.

Baca: Deklarasi Capres, Prabowo Singgung Soal Puan Maharani dan SBY

Sebagai capres, Prabowo terus mendapatkan perhatian. Terlebih lagi, beberapa kali putra ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo itu mengeluarkan pernyataan kontroversial. Salah satunya soal tampang Boyolali yang kemudian memunculkan kegaduhan. Setelah menerima banyak protes terkait ucapannya itu, Prabowo meminta maaf dan menjelaskan bahwa pernyataannya tidak bermaksud merendahkan orang Boyolali.

Baru-baru ini, saat berpidato dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra di Bogor, pada pertengahan Desember ini, ia kembali melontarkan pernyataan yang menuai kontroversi. Ketika itu, dia menyatakan Indonesia akan punah jika dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Uno kalah di pilpres 2019. “Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah," ujarnya.

3. Ma'ruf Amin

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjadi perbincangan publik setelah dipilih Jokowi menjadi calon wakil presiden pendampingnya di pilpres 2019. Ditunjukkan Ma’ruf, 75 tahun, ini mengejutkan banyak pihak. Sebab, hingga beberapa saat sebelum pengumuman, nama Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang santer terdengar bakal mendampingi Jokowi.

Sebagai cawapres, Ma’ruf beberapa kali melontarkan pernyataan yang memicu kontroversi. Soal mobil Esemka, misalnya. Ia sempat menyampaikan bahwa mobil nasional itu bakal diproduksi besar-besaran pada Oktober 2018, ketika mengisi tausiah di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kamis, 27 September 2018. Namun, apa yang disampaikannya tidak terbukti. Ma’ruf pun berdalih, peluncuran mobil Esemka tergantung pabrikannya yaitu PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).

Ma'ruf kembali menjadi pusat perhatian karena pidatonya pada peresmian posko dan deklarasi relawan di Cempaka Putih, Sabtu, 10 November 2018. Dia mengatakan, hanya orang yang buta dan budek yang tidak mengakui keberhasilan pembangunan pemerintah Joko Widodo. Pernyataan itu kemudian menuai protes dari Forum Tunanetra. Aksi protes mereda setelah Ma’ruf menegaskan dirinya tidak bermaksud menyinggung kaum disabilitas dengan pernyataannya itu.
<!--more-->

4. Sandiaga Uno

Menjelang pendaftaran capres dan cawapres, secara mengejutkan Sandiaga yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dipilih menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Padahal, sebelum pengumuman, nama Gubernur DKI Anies Baswedan santer disebut-sebut bakal menjadi pendamping Prabowo.

Sebagai cawapres, Sandiaga rajin blusukan ke pasar dan menghadiri sejumlah acara di daerah. Ia sering kali melontarkan pernyataan yang kemudian menjadi viral, seperti tempe setipis ATM. Ungkapan itu digunakannya menyampaikan bahwa harga bahan makanan mahal.

5. Erick Thohir

Perhelatan Asian Games 2018 yang dinilai sukses melambungkan nama Erick. Pengusaha yang didapuk sebagai Ketua Penyelenggara Asian Games 2018 ini pun menjadi populer. Namanya tak meredup setelah perhelatan itu berakhir, sebab ia kemudian ditunjuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

6. Mahfud MD

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjadi sorotan saat namanya santer disebut bakal jadi cawapres Jokowi. Setelah batal jadi cawapres, namanya masih menjadi perbincangan karena ia blak-blakan menyampaikan cerita detik-detik menjelang pengumuman cawapres Jokowi.

7. Grace Natalie

Tak cuma sekali Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia ini melontarkan pernyataan yang mengundang polemik. Salah satunya soal peraturan daerah berbasis aturan agama. "Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," ujarnya di Tangerang, Ahad, 11 November 2018. Pernyataan itu kemudian menuai kontroversi. Bahkan, Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melaporkan Grace ke Badan Reserse Kriminal Polri dengan dugaan penistaan agama.

Berikutnya, Grace membuat heboh karena menolak poligami. Dia pun berjanji memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengizinkan lelaki memiliki lebih dari satu istri. Sontak, pernyataannya in juga menuai polemik di masyarakat.
<!--more-->

8. Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY

Menjelang pendaftaran capres dan cawapres, Ketua Umum Partai Demokrat ini tak luput dari perhatian publik. Sempat melakukan lobi-lobi politik untuk menjadikan putranya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, SBY akhirnya memutuskan mendukung Prabowo. Ketika itu, SBY sempat mengungkapkan dirinya sulit untuk mendukung Jokowi karena terganjal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

9. Novel Baswedan

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu menjadi sorotan sepanjang tahun karena kasus penyiraman air keras yang dialaminya pada 11 April 2017 tak kunjung terungkap. Lembaga swadaya masyarakat, koalisi masyarakat sipil, dan wadah pegawai KPK, terus mendorong Presiden Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta lantaran merasa ada kejanggalan dalam penyidikan kasus Novel.

Baca: Koalisi Desak Jokowi Bentuk Tim Pencari Fakta Novel Baswedan

Baru-baru ini, Komnas HAM kembali menyarankan Jokowi membentuk TGPF. Bedanya, tim tersebut diusulkan berada di bawah kepolisian. Staf Ahli Presiden, Adita Irawati, mengatakan Jokowi masih mempelajari usulan itu. Secara paralel presiden juga minta Polri untuk terus menindaklanjuti penyelidikan atas kasus Novel," ujarnya saat dihubungi Jumat, 21 Desember 2018.

10. Gatot Nurmantyo

Nama Gatot menjadi sorotan karena manuver politiknya. Mantan Panglima TNI itu sempat disebut-sebut bakal maju pemilihan presiden. Ketika itu, elektabilitas Gatot di sejumlah survei tidaklah kecil. Dia juga dianggap dekat dengan sejumlah tokoh Islam. Namun, namanya meredup setelah Prabowo dan Jokowi memilih calon wakilnya.

Menjelang akhir tahun, Gatot kembali menjadi sorotan setelah menantang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk menggelar nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.

Berita terkait

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

8 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

10 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

10 jam lalu

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.

Baca Selengkapnya

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

10 jam lalu

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

11 jam lalu

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

12 jam lalu

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

PKS beri sinyal bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah dua periode berada di luar pemerintah.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

14 jam lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

14 jam lalu

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

Prabowo belum menawarkan kursi menteri, Partai Nasdem fokus pada kepemimpinan ide dan rekonsiliasi.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

15 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Akui Belum Dapat Tawaran Menteri dari Prabowo, Surya Paloh: Siapa Kita?

16 jam lalu

Akui Belum Dapat Tawaran Menteri dari Prabowo, Surya Paloh: Siapa Kita?

Prabowo belum menawarkan posisi menteri untuk Partai NasDem.

Baca Selengkapnya