Kata BMKG soal Tsunami Selat Sunda Tanpa Peringatan

Senin, 24 Desember 2018 19:01 WIB

Sejumlah warga mulai melakukan aktivitas pasca tsunami di Desa Way Muli, Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Senin 24 Desember 2018. Tim DVI Polda Lampung mencatat jumlah korban meninggal dunia sampai saat ini mencapai 81 orang, serta korban luka mencapai 250 orang, sampai saat ini petugas masih melakukan pencarian di lokasi bencana tsunami. ANTARA FOTO/Ardiansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan kenapa tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung Sabtu, 22 Desember 2018 datang tanpa peringatan dari BMKG. Menurut Dwikorita, penyebabnya adalah tsunami itu dipicu dari erupsi gunung krakatau yang berjenis gempa vulkanik.

Baca: Sepertiga Bangunan Tanjung Lesung Resort Rusak Dihantam Tsunami

"Karena itu, tidak dapat terpantau oleh sensor-sensor gempa tektonik yang ada di BMKG. BMKG ini memantau khusus gempa-gempa tektonik, karena lebih dari 90 persen kejadian tsunami di Indonesia itu diakibatkan oleh gempa tektonik," ujar Dwikorita saat konferensi pers di kantor BMKG, Jakarta, Senin, 24 Desember 2018.

Ia berujar BMKG tak memiliki akses pada data-data gempa vulkanik. Data tersebut, kata dia, berada di otoritas Badan Geologi. "Itulah yang menjadi alasan kenapa kemarin kami press conference mengajak Kepala Badan Geologi, karena beliau yang paling tahu dan punya otoritas untuk mengelola data tersebut," ujar Dwikorita.

Dwikorita menyarankan agar ke depannya Badan Geologi memasang tide gauge - alat pendeteksi tsunami - di pulau-pulau yang berdekatan dengan gunung Krakatau. Pemasangan tide gauge itu, kata dia, dapat membantu memberi peringatan dini jika terjadi tsunami yang diakibatkan erupsi gunung Krakatau.

Advertising
Advertising

"Inilah yang perlu kami cek di Badan Geologi, sudah terpasang atau belum? Karena informasinya kan tidak masuk ke kami. Kalau yang di gunung api dan sekitarnya, negara sudah membagi tugasnya, adalah (tugas) Badan Geologi," tutur dia.

Baca: Kemenhub Kerahkan Kapal untuk Salurkan Bantuan Korban Tsunami

Lebih lanjut, Dwikorita berujar BMKG dan pihak-pihak terkait selalu berkomunikasi agar mitigasi bencana bisa ditangani dengan baik. Ia juga mengatakan BMKG telah meminta akses informasi tentang gempa-gempa vulkanik, terutama gunung-gunung api yang ada di laut, kepada Badan Geologi. "Sehingga kami bisa memback-up Badan Geologi. Apabila ada erupsi gunung api yang ada di laut, kami bisa ikut memberikan peringatan dini," tutur Dwikorita.

Tsunami menggulung kawasan pantai di Selat Sunda, 22 Desember 2018. Hingga saat ini, imbas tsunami itu mengakibatkan 281 orang meninggal. Sekitar 1.000 lebih orang terluka dan puluhan lainnya dinyatakan hilang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mensinyalir, tsunami disebabkan oleh longsor bawah laut yang disebabkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

9 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

11 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

12 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

18 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya