Presiden dan Pejabat Tinggi Negara Hadiri Pernikahan Puteri Sultan HB X
Reporter
Editor
Kamis, 21 Agustus 2003 08:45 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Presiden Megawati Soekarnoputri dan para pejabat tinggi negara pagi tadi menghadiri Perkawinan Agung puteri sulung Sri Sultan Hamengku Bhuwono X di Bangsal Ponconiti, Keraton Yogyakarta. Sri Sultan sendiri yang menikahkan puterinya GKR Pembayun dengan KPH Wironegoro di Masjid Penepen dengan saksi dua orang abdi dalem Ketib. Kotbah nikah diberikan Wakil Pengageng Kawedanan Pengulon KRT Ahmad Kamaludiningrat dan penyelesaian administrasi oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Keraton. Angin berhembus kencang beberapa saat menjelang kehadiran Presiden Megawati beserta suami Taufik Kiemas dan puterinya Puan Maharani. Sebuah pot bunga yang dipajang di sepanjang koridor menuju Bangsal Ponconti pecah dan sebuah kembar mayang roboh tertimpa angin. Bahkan sebuah dahan kering jatuh menimpa rombongan tamu dari DPRD I DIY. "Wah lumayan, kejatuhan pohon," kata Boedi Dewantoro, wakil ketua DPRD I DIY. Boleh percaya boleh tidak, namun seorang abdi dalem berucap bahwa angin besar itu pertanda hadirnya Kanjeng Ratu Kidul. Sri Sultan beserta istri GKR Hemas langsung menyambut kehadiran Megawati dan rombongan. Prosesi Perkawinan dimulai pukul 10.10 WIB, sesaat setelah Megawati hadir. Megawati duduk diapit Sri Sultan dan GKR Hemas. Di samping kanan Sultan duduk keluarga presiden dan sebelah kiri Ratu Hemas duduk para pejabat negara: Ketua MPR Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tanjung, Ketua MA Bagir Manan, Ketua BPK Satrio B. Yudono, dan Ketua DPA Achmad Tirtosudiro. Di tempat duduk undangan VVIP tampak Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Kesra Yusuf Kalla, Mendagri Hari Sabarno, Menlu Hassan Wirajuda, Kepala BIN A.M. Hendropriyono, Panglima TNI Laksamana Widodo AS, mantan Menko Polkam Jendral (Purn) Wiranto, mantan Gubernur Timor Timur Abilio Soares, dan lainnya. Hadir pula violis Idris Sardi, Putera Mahkota Keraton Cirebon Arif Notodiningrat, dan Mangkunegoro IX. Delapan perangkat gamelan yang ditempatkan di setiap sudut mengiringi kehadiran tamu undangan. Acara pertama panggih (temu) penganten diawali dengan pondongan, yaitu mempelai pria dibantu paman mempelai putri GBPH Yudoningrat, menggendong penganten putri. Prosesi itu berarti mempelai pria harus menerima risiko kultural karena dia berasal dari rakyat biasa yang memperistri putri raja. (LN Idayanie-Tempo News Room)
Berita terkait
Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina
55 menit lalu
Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina
Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.