JK Minta Kemendikbud Evaluasi Lagi soal Rencana Pelajaran PMP

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Selasa, 27 November 2018 19:03 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) memberikan sambutan saat penutupan Rakernas Dewan Masjid Indonesia di Jakarta, Minggu, (25/11/2018). Rakernas yang berlangsung tiga hari ini ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengevaluasi rencana menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). "Harus dievaluasi caranya bagaimana. Kan, belum tentu diberikan lagi pelajaran massal langsung orang semua (menjadi) baik," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 27 November 2018.

Baca: JK Minta Proses Hukum Kasus Dana Kemah Pemuda Berjalan Transparan

JK mengatakan, selama ini sudah banyak langkah-langkah yang dilakukan dalam memberikan pendidikan Pancasila. Namun, kata dia, tetap saja nilai-nilai Pancasila masih belum semuanya diterapkan di kehidupan masyarakat. Sehingga, muncul lah revolusi mental yang merupakan gagasan pemerintahan Jokowi-JK.

Menurut JK, masyarakat akan kebingungan karena terlalu banyak kebijakan mengenai nilai-nilai Pancasila. Sehingga, JK menilai langkah yang paling penting adalah memberikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. "Keadilan itu begini, ketuhanan yang maha esa itu begini. Tidak hanya dengan memasukkan kurikulum seakan akan semua beres," katanya.

JK mengatakan, para pemimpin juga harus memberikan contoh berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat juga akan tergerak untuk menerapkannya. "Justru contoh dalam perilaku kita semua ini masyarakat yang besar, pemimpin yang memberikan contoh," kata dia.

Advertising
Advertising

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan mengembalikan atau menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Pendidikan PMP dianggap sangat penting untuk menguatkan pemahaman Pancasila pada anak-anak didik.

Baca: JK di Muktamar Pemuda Muhammadiyah: Dakwah Jangan Menakutkan

Rencana tersebut juga disambut baik oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Ia menilai rencana Kemendikbud sangat baik karena mata pelajaran PMP yang sempat ada sebelum era reformasi bergulir adalah mata pelajaran yang mampu menguatkan karakter anak-anak didik Indonesia.

“Pelajaran PMP menurut saya penting. Lepas era reformasi, pelajaran tentang memahami Pancasila dan moral tersebut hilang dari kurikulum pendidikan Indonesia. Karena hilang, tidak disebut-sebut lagi maka anak bangsa tidak lagi peduli terhadap pancasila sebagai ideologi bangsa yang penuh nilai-nilai yang baik,” kata Zulkifli.

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

6 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya

Siap-siap PPDB Online 2024-2025 Segera Dimulai, Begini Caranya

11 hari lalu

Siap-siap PPDB Online 2024-2025 Segera Dimulai, Begini Caranya

Berikut perkiraan tanggal pendaftaran PPDB Online 2024 akan dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK, beserta alurnya.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

11 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

13 hari lalu

Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

Kemendikbudristek saat ini sedang berkoordinasi untuk menyelidiki dugaan pencatutan nama dosen UMT oleh Dekan Unas Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

18 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

20 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya

10 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Seputar Pendaftaran SNBT 2024

30 hari lalu

10 Daftar Pertanyaan dan Jawaban Seputar Pendaftaran SNBT 2024

SNBT merupakan jalur kedua untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), baik PTN akademik, maupun vokasi.

Baca Selengkapnya

Kasus TPPO Ferienjob, Kemendikbud Kaji Pemberian Sanksi bagi Kampus

31 hari lalu

Kasus TPPO Ferienjob, Kemendikbud Kaji Pemberian Sanksi bagi Kampus

Kemendikbud akan mengambil tindakan terhadap kampus yang memberangkatkan mahasiswa mengikuti Ferienjob.

Baca Selengkapnya

Kurikulum Merdeka Sah Jadi Kurikulum Nasional, Diterapkan dari PAUD hingga SMA Seluruh Indonesia

31 hari lalu

Kurikulum Merdeka Sah Jadi Kurikulum Nasional, Diterapkan dari PAUD hingga SMA Seluruh Indonesia

Kemendikbudristek meresmikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya