Kebijakan Perlindungan Lahan Gambut Era Jokowi Dinilai Cukup Baik

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Amirullah

Selasa, 23 Oktober 2018 14:44 WIB

Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead memadamkan api yang membakar lahan gambut di Kelurahan Mundam, Kota Dumai, Riau, Kamis, 19 Juli 2018. Otoritas yang menangani gambut tersebut meninjau langsung lokasi lahan gambut hutan lindung yang terbakar. ANTARA/Aswaddy Hamid

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Wetlands Internasional Indonesia, I Nyoman Suryadiputra, mengatakan cukup puas dengan kebijakan lingkungan yang diputuskan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama empat tahun memimpin. Ia mengatakan langkah-langkah Jokowi sudah mengarah pada pengelolaan gambut yang semakin baik.

Baca: KPK Beberkan Poin Pengawasan Jika Dana Kelurahan Diloloskan

"Saya lihat langkah-langkah beliau (Jokowi) sudah cukup positif, meskipun saya tahu Pak Jokowi pun tahu urusan gambut ini bukan hal mudah," ujar Nyoman saat ditemui selepas acara diskusi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Oktober 2018.

Menurut dia tantangan pemerintah ke depan adalah memperketat peraturan yang sudah ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Langkah selanjutnya dari pembentukan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang perlu dilakukan adalah melibatkan swasta untuk turut berperan aktif.

Salah satunya adalah meminta pihak swasta memetakan ulang lahan konsesi yang mereka kuasai. Agar tidak melenceng, pemetaan ini harus dibina dan diawasi langsung oleh pemerintah. Pihak swasta, kata dia, harus menerima kebijakan ini dan terbuka.

Advertising
Advertising

Ia menilai kebijakan Jokowi secara tidak langsung melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2017 sudah dalam jalur yang benar. Dengan mengatur soal perizinan, menurutnya akan bersentuhan dengan gambut.

Baca: Jokowi Siapkan Dana Kelurahan, Airin: Alhamdulillah Disetujui

Selanjutnya, Nyoman berharap kebijakan moratorium lahan gambut bisa dibuat permanen, dan menjadi kawasan lindung untuk selamanya. "Jangan diperpanjang setiap dua tahun, sudah saja permanen. Jadi nyambung antara moratorium sawit dengan hutan primer dan gambut," ujar dia.

Meski begitu, organisasi yang menyoroti tata kelola hutan dan lahan, Yayasan Madani Berkelanjutan, meragukan keberlangsungan kebijakan Jokowi apabila terpilih di periode kedua. Pasalnya mereka melihat ada pasal-pasal soal lingkungan yang hilang dalam Nawacita II, ketika dibandingkan dengan pendahulunya.

"Dibandingkan Nawacita I, Nawacita II banyak menghilangkan target-target rinci dan spesifik terkait lingkungan hidup, perlindungan hutan, dan gambut," tutur mereka dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, hari ini.

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

25 menit lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

36 menit lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

12 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

18 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

23 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya