INFO NASIONAL - PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT LEN Industri (Persero) sepakat bekerjasama dalam pengoperasian dan pemeliharaan Automated People Mover System (APMS) atau kereta layang (skytrain) Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Kesepakatan ini ditandatangani Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dan Direktur Utama PT LEN Zakky Gamal Yasin di sela-sela Indonesia Investment Forum 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 11 Oktober 2018. Turut menyaksikan penandatanganan kerja sama ini Menteri Negara BUMN Rini Soemarno dan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo.
Dijelaskan Awaluddin, kerjasama diperlukan guna menjaga kualitas dan kesinambungan layanan APMS di Bandara Soekarno-Hatta. Layanan APMS tersedia di Bandara Soekarno Hatta sepanjang 3.05 kilometer yang melayani empat shelter, yakni Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan Stasiun Kereta Bandara. Kereta layang ini telah beroperasi sejak September 2017 lalu.
"PT LEN kita pilih, selain sesama BUMN, perusahaan ini juga memiliki keahlian dan sudah punya pengalaman untuk melakukan pengelolaan kereta," kata Awaluddin.
Menurut Zakky Gamal Yasin, kereta layang Bandara Soekarno Hatta adalah moda kereta yang paling canggih yang ada di Indonesia saat ini. "Untuk ke depannya, yang paling penting bagaimana moda kereta ini berumur panjang dan beroperasi sesuai dengan yang dipersyaratkan. Di sinilah PT LEN berkontribusi untuk perawatan dan pengoperasiannya," kata Zakky.
Sinergi kedua perusahaan dilakukan melalui anak perusahaan masing-masing dengan bentuk kerja sama operasi (KSO). Anak usaha Angkasa Pura II yang terlihat dalam kerjasama ini adalah PT Angkasa Pura Propertindo (PT APP) dan PT LEN diwakili PT LEN Railway Systems (PT LRS).
APMS disediakan Angkasa Pura II sebagai bagian dari upaya peningkatan pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta. Setiap hari skytrain bandara ini beroperasi selama 20 jam dan saat ini rata-rata mengangkut 17 - 20 ribu penumpang dengan total 184 pergerakan kereta.
AP II sebelumnya sudah bekerja sama dengan PT LEN untuk pengadaan dan operasional alat transportasi ini pada tahun lalu. Kontrak pengoperasian berlaku hingga akhir tahun ini. Kerjasama yang baru ditandatangani adalah untuk kelanjutan operasional dan perawatan kereta untuk tahun-tahun selanjutnya.
Baik Zakky maupun Awaluddin sepakat akan mengambil peluang melalui perusahaan yang akan terbentuk bila ada bandara lain yang akan mengoperasikan kereta layang. "Perusahaan ini nantinya bisa menjadi pelopor untuk pengoperasian dan maintenance kereta layang di bandara-bandara lainnya di Indonesia," ujar Zakky.
PT LEN yang berkantor pusat di Bandung merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri elektronika dan prasarana, yang mencakup bidang-bidang teknologi informatika, elektronika daya, jaringan telekomunikasi, sistem pengendalian dan pengaturan, navigasi, dan persinyalan kereta api(*)