KontraS: Pernyataan Jokowi Soal PKI Sudah Tidak Relevan

Jumat, 5 Oktober 2018 17:24 WIB

Presiden Jokowi nonton bareng film G30 S PKI di Makorem, Bogor, 29 september 2017. Foto istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Feri Kusuma berpendapat pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang menyinggung masalah Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pidatonya di peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI), sudah tidak tepat lagi. "Itu malah menimbulkan masalah," kata Feri di kantornya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018.

Baca: Saat Jokowi Ajak TNI Berantas Komunisme dan Warisan PKI

Feri menuturkan PKI telah berakhir puluhan tahun lalu. Sebagai partai, PKI tak mungkin muncul lagi. Kementerian Hukum dan Hak Asai Manusia pasti tidak akan mengizinkan pembentukan partai tersebut lantaran ideologinya tidak sesuai dengan ideologi Indonesia.

Jika bicara ideologi, Feri mencatat tak ada bukti komunisme masih hidup. Dalam Ketetetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dituliskan mengenai larangan terhadap ideologi Marxisme, komunisme, dan Leninisme.

Selain itu, Feri melihat ada sesat pikir dalam memandang PKI. Partai tersebut masih dicap bersalah atas gerakan 30 September sehingga mereka ditumpas sampai ke akar-akarnya. Adapun sejumlah data justru menunjuk TNI Angkatan Darat sebagai dalang dalam peristiwa tersebut.

Advertising
Advertising

Menurut Feri, Jokowi seharusnya meluruskan anggapan terkait dengan PKI lebih dulu sebelum menyatakan ingin memberantas PKI dan komunisme. Dia menyarankan pemerintah mengungkap kebenaran terkait dengan kasus 1965-1966. "Dalam hal apa PKI melakukan kejahatan? Siapa korbannya?" ujarnya. Perdebatan mengenai PKI bisa diselesaikan dengan pengungkapan kebenaran tersebut.

Feri mengatakan Jokowi terpengaruh isu tersebut. PKI dan komunisme selalu dimunculkan menjelang agenda politik. Isu tersebut, menurut dia, berpotensi memecah belah bangsa. Kemunculan isu tersebut juga membuat penegakan hukum dan pemenuhan hak korban peristiwa 1965-1966 makin jauh.

Presiden Jokowi mengajak TNI memberantas ideologi komunisme dan warisan PKI saat menghadiri upacara HUT TNI ke-73 di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, 5 Oktober 2018. "Sebagai panglima tertinggi Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat, tugas saya adalah bersama saudara-saudara menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Bersama-sama saudara-saudara melawan ideologi lain selain Pancasila, memberantas komunisme dan warisan PKI agar lenyap dari negeri Indonesia selamanya," ucapnya.

Simak juga: Jokowi di HUT TNI ke-73: Tugas Saya Memberantas Warisan PKI

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan tugas utama personel TNI adalah memegang teguh sumpah prajurit demi menjadikan TNI makin profesional. TNI yang profesional mendukung demokrasi dan pembangunan nasional serta memegang teguh prinsip politik negara, seperti perintah Panglima Besar Jenderal Soedirman. Dia juga meminta TNI waspada terhadap segala upaya yang merongrong NKRI dan Pancasila, baik dari dalam maupun luar negeri.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

6 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

6 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

6 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

6 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

7 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

7 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

7 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

8 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

10 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

11 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya