Ibu Hamil Ini Selamat dari Gempa Sigi dan Lahirkan Bayi Kembar 3

Selasa, 2 Oktober 2018 02:22 WIB

Dua wanita menangis saat menyaksikan proses evakuasi di antara reruntuhan bangunan di Perumnas Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Hingga Senin siang, 1 Oktober 2018, korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah bertambah menjadi 844 orang. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Makassar-Atina, 31 tahun, dan suaminya, Zainal Abidin, 37 tahun, warga Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah selamat dari gempa Sigi pada Jumat pekan lalu. Ibu hamil sembilan bulan dan keluarganya ini merasakan guncangan gempa yang sangat dahsyat ketika memasuki waktu salat magrib. “Saya pas salat magrib sudah dua rekaat, tapi tak bisa lanjut karena tak bisa berdiri lagi,” kata Zainal Abidin, Senin malam, 1 Oktober 2018.

Karena guncangan sangat kencang, ia pun lari ke luar rumah melalui pintu depan. Sedangkan istrinya keluar lewat pintu samping, lalu memegangi tiang di teras rumah. Ketakutan ada reruntuhan atap rumah, ia segera melepaskan pegangannya sehingga terpental dan betisnya terluka. “Untung ada sepupu (Hairuddin) yang menangkapnya. Karena dia lagi hamil tua dan terpental sekitar dua meteran,” tutur guru SMK Sigi itu.

Baca: Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu

Setelah keluar rumah, tutur Zainal, mereka langsung duduk di halaman sembari menunggu guncangan berhenti. “Guncangan itu sekitar dua menit, saya tak bisa jalan tegak. Jadi saya merangkak ke samping rumah mendekati istri,” ucap dia.

Ia dan tetangganya kemudian mendirikan posko seadanya dan membentangkan tikar selama dua malam di samping rumah. Mereka takut masuk rumah karena khawatir ada gempa susulan. Lantaran kondisi istrinya yang sudah hampir melahirkan, Zainal berinisiatif ke Kota Palu yang berjarak 11 kilometer dari rumahnya.

Zainal mendatangi Rumah Sakit Undata dan Wirabuana. Sebab, sebelum gempa terjadi dokter menganjurkan istrinya harus masuk rumah sakit pada 30 September. “Saya coba keluar menggunakan sepeda motor Jumat malam untuk cek-cek rumah sakit, ternyata kondisinya tak memungkinkan. Tak ada listrik dan bangunan-bangunan sudah banyak yang roboh,” katanya.

Simak: Pemerintah Buka Pintu Bantuan Asing untuk Korban Gempa Palu

Ahad, 30 September, ia mendapat informasi ada pesawat Hercules menuju Makassar untuk mengangkut korban gempa dan tsunami Palu. Zainal bergegas ke Bandara Mutiara Palu untuk mendaftar. Pihak TNI meminta Atina dibawa ke Bandara Mutiara untuk diprioritaskan penerbangan pada Senin pagi, 1 Oktober 2018. “Jadi Minggu malam saya sudah di bandara dengan jarak tempuh 30 menit dari rumah,” ujarnya.

Karena ada ribuan penumpang yang berdesak-desakan ingin diangkut Hercules, maka penerbangan dibatalkan. Sebab calon penumpang yang sehat pun tak mau mengalah, semua mengepung pesawat. Sehingga penerbangan yang dijanjikan pukul 07.00 WITA itu diundur menjadi 12.00 WITA. Seluruh penumpang disuruh kembali ke ruang tunggu. “Saya empat kali bolak-balik tandu istri bersama adik ipar dari ruang tunggu ke pesawat. Jaraknya itu 100 meter,” ujar dia.

Atina bahkan sempat dilarang dokter pergi ke Makassar karena hamil tua. Alasannya dalam pesawat tak memiliki alat persalinan. Namun Zainal meyakinkan bersedia menanggung risiko jika terjadi apa-apa. Atina juga sudah pasrah karena tak tahan diangkut bolak-balik dari ruang tunggu ke pesawat. Apalagi saat diangkut sempat terjadi gempa lagi di bandara. “Orang sudah lari semua, saya pikir istri saya sudah diinjak sama ribuan orang yang berdesak-desakan,” ujar Zainal.

Lihat: Polri Imbau Ada Koordinasi untuk Pengiriman Bantuan Gempa Palu

Setelah lama menunggu akhirnya pukul 14.15 WITA Hercules terbang menuju Makassar. Keluarga yang boleh naik maksimal dua orang saja. Meskipun ia sudah meminta dua pendamping lagi, tapi tetap tak diizinkan. “Jadi di dalam pesawat saya minta istri dikasih baring karena tak bisa duduk lagi," kata dia.

Sampai di Pangkalan Udara Hasanuddin Makassar, ia dibantu aparat TNI mengangkut Atina ke Rumah Sakit Daya Makassar. Tak lama kemudian Atina melahirkan tiga anak kembar dengan sesar. Yakni pukul 19.11 WITA anak laki-laki dengan panjang 44 centimeter dan perempuan pukul 19.12 WITA dengan panjang 42 centimeter masing-masing berat 2000 gram. Dan terakhir bayi perempuan pukul 19.13 dengan berat 1800 gram dan panjang 40 centimeter. “Ibunya dalam proses pemulihan, alhamdulillah semua sehat,” katanya.

DIDIT HARIYADI

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

2 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

3 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

5 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

7 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

7 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

7 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

7 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya