Gunung Anak Krakatau Meletus 44 Kali, Status Masih Waspada
Reporter
Antara
Editor
Ninis Chairunnisa
Sabtu, 22 September 2018 15:45 WIB
TEMPO.CO, Bandarlampung - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, sepanjang Jumat, 21 September 2018, hingga Sabtu dinihari, 22 September 2018, mengeluarkan 44 kali letusan menurut siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca: Gempa Tremor Menerus Gunung Anak Krakatau, Dilarang Dekati Kawah
BMKG mengutip laporan petugas pemantau aktivitas Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono, yang menyebutkan bahwa selama pengamatan, 21 September 2018, pukul 00.00-24.00 WIB, teramati 44 kali letusan dengan tinggi 100-600 meter dan keluarnya asap hitam.
Menurut laporan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, pada malam hari dari CCTV teramati sinar api dan aliran pijar ke arah selatan. Selain itu, terdengar suara dentuman dan dirasakan getarannya dengan intensitas lemah di pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, yang menunjukkan ombak laut tenang.
Baca: Kenapa Letusan Gunung Anak Krakatau Selalu Berubah Warna?
Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu tipis hingga tebal dengan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah. Sedangkan frekuensi kegempaan dan letusan tercatat 253 kali dengan amplitudo 41-52 mm dan durasi 23-410 detik. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 4-53 mm (dominan 45 mm).
Berdasarkan kondisi itu petugas menyimpulkan aktivitas Gunung Anak Krakatau masuk kategori level II atau waspada, dan menyarankan warga dan wisatawan tidak mendekati area dalam radius dua kilometer dari kawah.
Baca: Gunung Anak Krakatau Meletus, Dentumannya Terdengar Sejauh 42 KM