Gempa Lombok, Pengungsi di Lombok Barat Butuh Terpal dan Air

Reporter

Antara

Senin, 13 Agustus 2018 15:08 WIB

Pengungsi korban gempa bumi menjemur pakaiannya di sekitar tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu, 11 Agustus 2018. Sejumlah tempat pengungsian korban gempa bumi yang tersebar di berbagai wilayah di NTB membutuhkan perangkat sanitasi untuk mandi, cuci, dan kakus. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Lombok Barat - Korban gempa Lombok yang saat ini mengungsi di tenda-tenda pengungsian di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat sangat membutuhkan terpal dan air bersih.

Kepala Seksi Trantib Kecamatan Batulayar, Herman Rogo mengatakan kebutuhan paling mendesak warga yang tinggal di posko-posko pengungsian, yakni terpal dan air bersih. "Kalau makanan atau logistik ini sudah banyak. Tapi yang kurang ini terpal untuk membuat tenda dan air untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia, Ahad, 12 Agustus 2018.

Baca: BMKG: Prediksi Gempa Lombok 6,9 SR di Facebook Bukan dari Kami

Menurut Herman, ketiadaan terpal dan air bersih membuat masyarakat yang tinggal di posko-posko pengungsian mengeluh. Minimnya terpal membuat mereka akhirnya tidak bisa tidur karena pada malam hari cuacanya begitu dingin. "Makanya kalau ada tambahan terpal kami minta segera agar bisa di-dropping," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pengungsi, Ahmad mengakui soal minimnya terpal dan air bersih untuk pengungsi. "Kami bilang terpal kurang...iya, karena satu tenda diisi belasan orang. Tapi kalau ada bantuan tenda kami bisa buat lagi, sehingga pengungsi tidak menumpuk," kata dia.

Advertising
Advertising

Dari 9 desa di Kecamatan Batu Layar, kata Herman, yang terdampak bencana gempa pada Ahad, 5 Agustus lalu, ada empat desa yang paling parah mengalami kerusakan, yaitu Desa Senggigi, Senteluk, Batu Layar Induk dan Batu Layar Barat. Adapun jumlah warga yang terdampak dan kini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian berjumlah sekitar 8 ribu orang.

Baca: Badan Geologi Bikin Sumur Bor untuk Pengungsi Gempa Lombok

Herman menyebutkan rumah-rumah warga di desa-desa itu mengalami kerusakan parah. "Rata semua bangunan hampir 60 persen rusak parah. Kalau Senggigi 75 persen rusak, meski di luar kokoh tapi kalau d dalam hancur," ujarnya.

Menurut Herman, Kabupaten Lombok Barat sebetulnya sudah berusaha agar para pengungsi bisa ditempatkan di satu posko induk di Kantor Kepala Desa. Hanya saja, warga tidak mau karena khawatir ada gempa susulan dan ingin menjaga barang-barang.

Sampai hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 436 orang meninggal akibat gempa Lombok. Sementara itu, kerugian materil diperkirakan mencapai sekitar Rp 5,04 triliun.

Baca: Viral Ancaman Gempa Bermagnitudo 6,9 di Lombok, Ini Kata BMKG

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

5 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

6 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

20 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

22 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

28 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

29 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

33 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

35 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

47 hari lalu

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

Banjir merendam 8 kecamatan di Jepara. Air terus menggenang akibat hujan berkepanjangan sejak 13 Maret 2024.

Baca Selengkapnya