3 Alasan Jokowi Gampang Kalahkan Prabowo - Sandiaga Versi Rommy

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 10 Agustus 2018 15:42 WIB

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berpose di hadapan awak media saat mendaftarkan dirinya sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden di Gedung KPU, Jakarta, Jumat 10 Agustus 2018. Dari hasil keputusan bersama tiga partai yakni, PKS, PAN dan Gerindra menunjuk Sandiaga Uno sebagai Cawapres mendampingi Prabowo. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romy memprediksi pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin akan mudah mengalahkan lawannya, Prabowo - Sandiaga Uno, dalam pemilihan presiden atau pilpres 2019.

Baca juga: Prabowo: Sandiaga Mengundurkan Diri sebagai Wakil Gubernur DKI

Rommy menyebutkan ada tiga alasan ia mengatakan hal demikian.

1. Berasal dari satu partai

Pasangan Capres - Cawapres Prabowo dan Sandiaga Uno saat mendaftarkan diri di Gedung KPU, Jakarta, Jumat 10 Agustus 2018. Prabowo menunjuk Sandiaga Uno untuk menemaninya di ajang Pemilihan Presiden melawan pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.

Advertising
Advertising

Menurut Romy, pasangan Prabowo - Sandiaga mudah dikalahkan karena mereka berasal dari satu partai, yaitu Gerindra. "Jadi ceruk pemilihnya sama," ujarnya saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Jumat, 10 Agustus 2018.

Sebelumnya, Sandiaga diketahui menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Ia kemudian diangkat sebagai ketua tim pemenangan di Gerindra. Namun belakangan ia mundur. Sebab, sebagai Wakil Gubernur DKI, ia dilarang menjadi tim pemenangan.

Prabowo sudah meminta Sandiaga mundur dari Gerindra. Menurut Prabowo, jika mundur, Sandiaga akan diterima semua partai koalisi pendukungnya.

"Saya meminta beliau mundur dari Partai Gerindra, padahal beliau di Partai Gerindra sudah cukup lama," ucap Prabowo saat deklarasi di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018.

2. Pasangan ditetapkan last minute

Menurut Romy, pasangan Prabowo - Sandiaga ditetapkan saat menit-menit akhir atau last minute sebelum penutupan pendaftaran capres pada Jumat, 10 Agustus 2018. "Sehingga sangat tidak optimal," tuturnya.

Pasangan Prabowo - Sandiaga Uno baru dideklarasikan pada Kamis tengah malam, 9 Agustus 2018. Penentuan calon wakil presiden di kubu Prabowo berlangsung alot karena tiga partai koalisi, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat, masing-masing ngotot dengan calon wakil presidennya.

Pada menit-menit akhir pula terjadi ketegangan antara Demokrat dan Prabowo. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief bahkan menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Ia menduga kemunculan nama Sandiaga berlatar adanya transaksi di antara PAN, PKS, dan Gerindra.

Demokrat bahkan tak hadir dalam deklarasi Prabowo - Sandiaga, meski pada Jumat, 10 Agustus 2018, Majelis Tinggi Partai Demokrat menentukan arah koalisinya ke Prabowo.

Baca juga: Sebut Prabowo-Sandiaga Politik Transaksional, Andi Arief: Akurat

3. Prabowo dianggap tinggalkan ulama

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno resmi maju mencalonkan diri sebagai pasangan capres dan cawapres dalam pilpres 2019 dengan dukungan tiga partai koalisi, yaitu Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, dan Partai Amanat Nasional atau PAN. Adapun Partai Demokrat tak ikut dalam deklarasi itu. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Romy menilai pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Sandiaga Uno gampang dikalahkan karena meninggalkan ulama. Menurut Romy, isu yang semula dimainkan koalisi pendukung Prabowo, yakni kawal ulama, tidak sesuai dengan tindakan partai.

"Kenyataannya, siapa yang meninggalkan ulama, siapa yang merangkul ulama," tuturnya. "Jadi insya Allah lebih tinggi suara Pak Jokowi."

Sebelumnya, koalisi Prabowo dititipkan nama calon wakil presiden Salim Segaf Al Jufri dan Abdul Somad oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama. Namun rekomendasi GNPF itu tak dipilih koalisi Prabowo.

Berita terkait

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

12 menit lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

46 menit lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

1 jam lalu

PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo, Gerindra Bilang Belum Pernah Komunikasi Langsung

Dasco juga menyebut, ketidakhadiran Prabowo di acara Halalbihalal PKS tidak dapat dikaitkan dengan sinyal penolakan pada PKS.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

4 jam lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

17 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

19 jam lalu

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.

Baca Selengkapnya

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

19 jam lalu

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

19 jam lalu

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

20 jam lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

20 jam lalu

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

PKS beri sinyal bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah dua periode berada di luar pemerintah.

Baca Selengkapnya