Gempa Bali dan Lombok, BMKG Imbau Warga Tak Terpengaruh Hoax
Reporter
Andita Rahma
Editor
Amirullah
Minggu, 29 Juli 2018 08:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi tektonik melanda wilayah Bali, Lombok, dan Sumbawa pada Ahad, 29 Juli 2018, pukul 05.47 WIT. Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan gempa tersebut memiliki kekuatan 6,4 skala Richter.
Baca: Gempa Lombok, Banyak Pendaki Gunung Rinjani Diduga Menjadi Korban
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 Lintang Selatan dan 116,5 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis, Ahad, 29 Juli 2018.
Hingga pukul 07.39 WIB, telah terjadi 31 gempa bumi susulan di wilayah Bali, Lombok, dan Sumbawa. “Gempa bumi ini tak berpotensi tsunami,” kata dia.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Baca: BMKG Imbau Masyarakat Tiru Cara Orang Jepang Hadapi Gempa
"Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu tidak benar," kata Rahmat.
Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, kata Rakhmat, maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).