Kehadiran Yahya Staquf di Acara ICFR Dinilai Menguntungkan Israel
Reporter
Alfan Hilmi
Editor
Amirullah
Rabu, 13 Juni 2018 14:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi mengatakan kedatangan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Yahya Staquf ke acara yang dihelat Israel Council on Foreign Relations (ICFR) menguntungkan Israel secara politik.
Yon mengganggap kedatangan Yahya ke Israel tidak tepat dan jauh dari membawa misi perdamaian dunia. “Tidak ada upaya untuk mengkritik atau mengecam apa yang dilakukan Israel karena ini undangan dari organisasi yang berafiliasi dengan Israel,” kata Yon saat dihubungi, Rabu, 13 Juni 2018.
Baca: Kata Pengamat Timur Tengah Soal Lembaga Pengundang Yahya Staquf
Yahya yang juga merupakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diundang ke Israel untuk menjadi pembicara seminar oleh Israel Council on Foreign Relations (ICFR) pada Ahad, 10 Juni 2018. Forum tersebut dihelat di The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Yerussalem.
Menurut Yon, Israel saat ini membutuhkan dukungan publik setelah insiden demonstrasi memperingati 70 tahun Nakba yang menewaskan 109 dan melukai 20 ribu warga Palestina. Dalam demonstrasi tersebut salah satu perawat Palestina yakni Razan Ashraf Al-Najjar, 21 tahun, juga tewas tertembak saat hendak menolong salah seorang demonstran.
“Selain itu ada juga terkait dengan pemindahan ibu kota Israel ke Yerussalem. Mereka merasa terkucilkan di dunia internasional. Maka dukungan publik perlu mereka dapatkan,” kata Yon.
Yon mengatakan Israel sengaja mengundang banyak tokoh Islam untuk menunjukkan bahwa negara dengan masyoritas penduduk Yahudi itu mendukung perdamaian dunia.
Di sisi lain, menurut Yon, kedatangan Yahya ke Israel merugikan Indonesia secara politik. “Ini menjadi kontraproduktif juga dengan statement dan sikap tegas pemerintah dalam hal dukungan yang kuat terhadap Palestina dan tidak mengakui kedaulatan Israel,” kata Yon.
Baca: Di Israel, Yahya Staquf Bicara Soal Melanjutkan Langkah Gus Dur
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Adita Irawati mengatakan keberangkatan Yahya ke Israel tidak mewakili pemerintah. "Atas nama pribadi, bukan sebagai Wantimpres," kata Adita saat dihubungi Tempo pada Ahad, 10 Juni 2018.
Hal sama diutarakan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj. Ia menuturkan keberangkatan Yahya ke sana sebagai pribadi dan tidak mewakili PBNU. "Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Nahdlatul Ulama," kata Said di Jakarta kemarin.
Said mengatakan PBNU akan selalu berpihak pada Palestina. Menurutnya, Palestina adalah bangsa yang dizalami dan ditindas oleh Israel. “Sampai kapanpun PBNU akan memperjuangkan kemerdekaan untuk Palestina,” kata dia.
ALFAN HILMI | AHMAD FAIZ