PPNI Mengecam Aksi Penembakan Relawan Medis di Gaza

Reporter

Friski Riana

Senin, 4 Juni 2018 10:03 WIB

Razan Najjar saat menolong para pengunjuk rasa Palestina yang terkena semburan gas air mata saat kerusuhan di Jalur Gaza, 1 April 2018. Razan merupakan warga Khuzaa, sebuah desa pertanian di perbatasan Israel, sebelah timur Khan Younis, kawasan selatan Jalur Gaza. Xinhua photo

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Perawat Nasional Indonesia mengecam keras aksi penembakan terhadap Razan Al-Najjar, perawat sekaligus sukarelawan kesehatan asal Palestina di Gaza, oleh tentara Israel. "Mengutuk pihak yang disengaja atau lalai atas kematian perawat dan tim kesehatan dalam misi kemanusiaan," kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat PPNI Masfuri dalam siaran tertulisnya, Senin, 4 Juni 2018.

Masfuri mengatakan perawat merupakan profesi yang dididik untuk mendahulukan kepentingan kesehatan dan kemanusiaan, juga mampu menekan ketakutan manusia dan teror alami dalam menjalankan misi praktisnya. Perawat, kata dia, bukan target untuk dilumpuhkan dalam konflik. "Petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan adalah fasilitas kemanusiaan, bukan target untuk dilumpuhkan dan dihancurkan oleh siapa pun dalam konflik dan perang apa pun," ujarnya.

Baca: Relawan Medis Gaza Ditembak Sniper Israel saat Evakuasi Korban

PPNI, kata Masfuri, menyerukan kepada International Nurses Council dan asosiasi profesional keperawatan di dunia untuk mengambil tindakan nyata, untuk melindungi perawat dari bahaya dalam menjalankan misi di negara mereka masing-masing. Selain itu, PPNI juga mendesak PBB dan Dewan Keamanan untuk melakukan tindakan konkret yang efektif, untuk menghentikan kebrutalan kepada petugas dan misi kesehatan sebagai hak asasi manusia.

Masfuri menuturkan, PPNI juga meminta pemerintah Indonesia untuk membuat pernyataan resmi yang mengutuk kebrutalan tentara Israel untuk perawat personel, tim kesehatan dan masyarakat sipil pada umumnya. Masfuri juga mengajak para perawat untuk menumbuhkan dukungan dan kebersamaan bagi perawat yang sedang berjuang dalam konflik dan situasi sulit di negara lainnya.

Razan Al-Najjar tewas ditembak oleh tentara Israel pada Jumat, 1 Juni 2018. Saat itu, Razan sedang bekerja secara sukarela sebagai tim medis di tengah protes Palestina terhadap Israel di jalur Gaza.

Simak pula: Razan Al-Najjar, Perawat Palestina yang Tewas Ditembak Israel

Advertising
Advertising

Militer Israel mengatakan pada Sabtu 2 Juni, pihaknya akan menyelidiki kematian Razan, tetapi IDF meyakini pasukannya bekerja sesuai dengan prosedur operasi standar. "IDF konsisten mengikuti prosedur operasional dan mengurangi jumlah korban di wilayah pagar keamanan di Jalur Gaza," kata militer dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Washington Post, "Sayangnya, organisasi teror Hamas dengan sengaja dan metodis menempatkan warga sipil dalam bahaya."

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

40 menit lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

6 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

8 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

8 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

9 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

9 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

10 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

10 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya