Alasan Dawam Rahardjo Dimakamkan di TMP Kalibata
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Kamis, 31 Mei 2018 02:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Dawam Rahardjo akan dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis, 31 Mei 2018. Ia dimakamkan di sana sebagai ganjaran atas sejumlah penghargaan dari pemerintah yang diterima semasa hidupnya.
"Pak Dawam layak di situ," kata Komala Dewi, sekretaris Dawam, saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018. Rencananya, ucap Dewi, jenazah akan disemayamkan seusai zuhur.
Baca juga: Dawam Rahardjo Dimakamkan di Kalibata Hari Ini Bakda Zuhur
Dawam sebelumnya mengembuskan napas terakhir pada Rabu malam kemarin pukul 21.55 WIB di Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia meninggal setelah menderita penyakit komplikasi, mulai diabetes, jantung, hingga stroke.
Dewi telah bekerja bersama Dawam selama lebih dari 27 tahun sejak 1991. Dewi mulai bekerja saat Dawam masih menjabat Wakil Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Ia menceritakan sejumlah penghargaan yang diraih ekonom sekaligus pemikir Islam itu.
Pertama, Dawam memperoleh penghargaan Satya Lencana Pembangunan tahun 1995 dari Presiden Soeharto. Tanda kehormatan ini diberikan kepada orang-orang yang berjasa terhadap negara dan masyarakat, khususnya dalam bidang pembangunan.
Kedua, Dawam menerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama tahun 1999 dari Presiden B.J. Habibie. Tanda kehormatan ini merupakan bagian dari penghargaan sipil kedua tertinggi di Indonesia setelah Bintang Republik Indonesia.
Beberapa orang tercatat pernah dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputra Utama. Di antaranya politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sabam Sirait; filsuf Franz Magnis-Suseno; serta mantan Ketua Komisi Yudisial dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Muhammad Busyro Muqoddas.
Dewi berujar, semasa hidupnya, Dawam Rahardjo memang pernah berkeinginan untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Keinginan itu didengar keluarga hingga akhirnya berhasil diwujudkan.