Temui JK, Rektor UGM Bahas Usulan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Rina Widiastuti
Kamis, 12 April 2018 12:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Panut Mulyono menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, pagi ini. Mereka membahas usulan menjadikan Rektor UGM pertama Sardjito sebagai pahlawan nasional.
"Kami memohon dukungan agar proses pengusulan ini nanti bisa lancar," kata Panut di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 12 April 2018.
Baca: Profesor Sardjito Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Panut menuturkan, JK memiliki kaitan secara tak langsung dengan Sardjito. Saat ini, JK menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI). Sementara, Sardjito adalah orang yang merintis PMI.
Menurut Panut, JK menyambut positif usulan agar Sardjito menjadi pahlawan nasional. "Tanggapan Pak Wapres positif," kata dia.
Usulan untuk menjadikan Sarjito sebagai pahlawan nasional mulai bergulir sejak awal tahun ini. Dokter kelahiran Kabupaten Magetan, 13 Agustus 1891 ini juga pernah diajukan sebagai pahlawan pada 2012. Namun, ketika itu usulan itu belum terealisasi.
Kali ini, UGM telah menyelesaikan semua proses. Termasuk menggelar seminar regional di Yogyakarta pada Januari 2018. Seminar nasional juga sudah dilaksanakan di Jakarta. Ketika itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani hadir di seminar sebagai pembicara kunci. "Naskah akademik juga sudah kami lengkapi dan segera kami kirim ke Kementerian Sosial," ujar dia.
Baca: Menhan: Presiden Jokowi Tak Mau Gelar Pahlawan Nasional Diobral
Guru Besar Sejarah UGM, Djoko Suryo, mengatakan Sarjito diusulkan menjadi pahlawan nasional karena jasanya kepada masyarakat dan bangsa selama perjuangannya merintis PMI. "Dia seorang dokter bukan untuk masyarakat, tetapi berjuang ikut membela kemerdekaan dengan keahliannya dan keilmuannya," kata dia.
Djoko menuturkan, Sardjito juga menyuplai obat-obatan kepada gerilyawan di medan perang. Dokter lulusan Sekolah Stovia Jakarta itu juga membuat vaksin anti-infeksi untuk pejuang kemerdekaan.
Sardjito juga berperan aktif dalam dunia pendidikan. Selain menjadi Rektor pertama UGM, Sardjito juga pernah menjadi Rektor Universitas Islam Indonesia ketiga.