Ahli Sejarah Bahari Susanto Zuhdi Angkat Buton yang Terabaikan

Rabu, 4 April 2018 08:12 WIB

Ahli sejarah bahari Universitas Indonesia Susanto Zuhdi bersama sejarawan Taufik Abdullah di Jakarta, 2017. Tempo/Ali Anwar

TEMPO.CO, Depok - Ahli sejarah bahari Indonesa, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, meluncurkan dan mendiskusikan buku terbarunya, Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana, di Auditorium Gedung IV Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, pagi ini. Buku Suzanto akan dibahas oleh Tommy Christomy, Dedi S. Adhuri, dan Kasijanto.

Susanto mengatakan, wilayah bagian timur Indonesia merupakan kawasan laut paling luas dan jumlah pulau paling banyak, hal ini dibuktikan dengan fakta geografis, betapa luasnya studi sejarah maritim di wilayah ini dapat dilakukan. “Dari segi pembangunan nasional, untuk menyejahterakan bangsa, betapa besar potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan,” kata Susanto kepada Tempo, Selasa malam, 3 April 2018.

Namun faktanya, kata Susanto, kawasan timur Indonesia masih terabaikan. Harga-harga barang kebutuhan hidup semakin ke timur semakin mahal, karena transportasi laut masih jauh dari memadai untuk menghubungkan bagian barat ke timur Indonesia.

Meskipun sering disebut bahwa Makassar merupakan "pintu gerbang" ke timur, akan tetapi pengangkutan barang kebutuhan masyarakat masih banyak dilakukan dari Pelabuhan Surabaya. Ketimpangan pembangunan Jawa dan luar Jawa apalagi dengan bagian timur Indonesia dalam perspektif historis telah berjalan lama.

Berangkat dari kegelisahan itu, alumnus Jurusan Sejarah FIB Universitas Indonesia mengangkat wilayah Indonesia timur sebagai topic disertasinya, yang kemudian dibukukan. “Saat ini Pulau Buton belum diangkat sebagai suatu rekonstruksi, sementara orang tahunya Goa, Ternate, Bune, dan sebagainya,” kata Susanto.

Advertising
Advertising

Padahal, ujar Susanto, Kepulauan Buton memiliki karakteristik yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan. Tapi kondisi Buton saat ini seperti terombang-ambing dalam tekanan dan ekspansi antara Ternate dan Goa. “Karena Buton, jalur strategis ke maluku, karena posisi buton tuh berada diantara goa dan ternate,” kata Susanto.

Selain strategis sebagai jalur perdagangan, masyarakat Buton juga memiliki kepiawaian dalam melaut sehingga memiliki peran sangat penting dalam menghubungkan pulau-pulau di wilayah timur. “Jadi, peran pertama masyarakat Buton adalah kemampuannya berlayar, bukan hanya Bugis dan Makassar. Potensi itu yang dibutuhkan bangsa kita sekarang,” ucap Susanto.

Dalam bukunya juga, Susanto menceritakan tentang sejarah Buton hingga kedatangan VOC pada abad ke-17. Banyaknya tekanan dari luar, membuat masyarakat Buton memiliki kemampuan dalam memprediksi ancaman dari luar. “Buku ini menceritakan pertama sejarah lokal, karena dulu Buton menguasai jalur-jalur pelayaran di Indonesia timur. Kemudian dia menjadi pelaut yang menghubungkan pulau-pulau, nah itukan integrasi bangsa melalui maritim,” kata Susanto.

Namun, Susanto menyangankan, saat ini sedikit sekali anak muda yang mau meneruskan warisan nenek moyangnya sebagai pelaut. Penyebabnya, pemerintah setempat abai terhadap pendidikan serta kurang memadainya teknologi melaut.

“Makanya saya coba untuk menuliskan buku ini agar, misinya adalah Indonesia memiliki kesadaran ruang, ruang sejarah, kehidupan, dan geografi. Kesadaran itu dinilai penting karena kita memiliki nilai nilai yang mempersatukan kita sebagai bangsa, yakni peran maritim,” kata Susanto.

Sehingga, kata Susanto, buku sejarah ini dianggap penting karena memilki refleksi, yakni Buton dan kesadaran pada ruang sejarah. “Jadi sejarah itu bukan hanya sebagai masa lampau tapi juga masa lampau yang memberikan inspirasi, motivasi, dan pelajaran bagi masa kini dan mendatang,” ujar Susanto

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ALI ANWAR

Berita terkait

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

14 Januari 2024

Optimis Ganjar-Mahfud Kuasai Suara, Sekjen PDIP: Keduanya Berpihak Sejarah yang Benar

Mengingat pentingnya sejarah itu, Hasto mengungkap pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam

Baca Selengkapnya

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

26 Desember 2023

Ini Alasan Kenapa Tahun Baru Jatuh Pada 1 Januari, Ada Sejarahnya

Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru melalui sejarah yang panjang. Berikut ini alasan kenapa tahun baru jatuh pada 1 Januari.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

22 Desember 2023

Sejarah Hari Ibu 22 Desember, Berawal dari Sumpah Pemuda

Sejarah Hari Ibu 22 Desember berawal dari Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 hingga mencetuskan para perempuan untuk menyatukan diri.

Baca Selengkapnya

Inilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub

22 Desember 2023

Inilah 3 Alasan Persib Bandung Ubah Hari Lahir Klub

Berikut adalah alasan Persib Bandung mengubah tanggal lahirnya menjadi 5 Januari 1919.

Baca Selengkapnya

6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur

26 November 2023

6 Hal Seru yang Bisa Dilakukan di Hanoi Vietnam, Menjelajah Danau dan Mencicipi Kopi Telur

Berlayarlah di sepanjang Teluk Halong atau lakukan perjalanan sehari ke Provinsi Ninh Binh untuk menjelajahi gua selama berkunjung ke Hanoi Vietnam.

Baca Selengkapnya